<strong>PENASULTRA.ID, MUNA</strong> - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna beberapa bulan lalu mencabut subsidi tarif angkutan penyeberangan kapal feri rute Lagasa-Pure. Pasca hilangnya subsidi tersebut, tarif angkutan penumpang serta kendaraan roda dua maupun roda empat mengalami lonjakan hingga dua kali lipat. Buntut dari naiknya tarif angkutan feri itu, masyarakat khususnya yang bermukim di wilayah Muna bagian timur 'menjerit'. Kenaikan tarif angkutan feri ini menuai perhatian dari sejumlah pihak, salah satunya calon Bupati Muna LM Rajiun Tumada. Menurut Rajiun, kenaikan tarif tersebut memang disebabkan dihentikannya subsidi dari Pemkab Muna. Mestinya, kata dia, Pemkab Muna memberikan perhatian khusus ihwal problem tarif angkutan feri rute Lagasa-Pure tersebut. "Pemberian subsidi yang telah dilakukan di zaman pemerintahan pak Rusman Emba saya sepakat. Ini sebenarnya menjadi keprihatinan kita kalau pemerintah saat ini kemudian tidak ambil bagian dan tidak memperhatikan dampak keputusan yang diambil," ucap Rajiun yang dilontarkan dalam sesi tanya jawab di Debat Publik Calon Kepala Daerah (Cakada) yang dilaksanakan KPU Muna, Sabtu 2 November 2024 malam. Dikesempatan yang sama, calon Bupati Muna La Ode Kardini mengatakan, sebelum dihapuskannya subsidi oleh Pemkab Muna seyogianya dilakukan uji publik terlebih dulu, sehingga tidak menimbulkan kerugian buat masyarakat. "Saya kira ini kebijakan yang tidak populis dan tak terpuji karna apa, efeknya terhadap masyarakat," ucapnya. Sementara itu, Noor Dhani yang tidak lain adalah calon wakil La Ode Kardini menerangkan bahwa perhatian Pemkab Muna sangat dibutuhkan terkait naiknya tarif angkutan feri rute Lagasa-Pure. Noor Dhani bahkan menduga ada kekeliruan atas hilangnya subsidi dari Pemkab Muna untuk tarif angkutan penyeberangan feri tersebut. <strong>Penulis: Sudirman Behima</strong> <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=1NukqOyrl8U
Discussion about this post