Sekalipun proses Muktamar dan khususnya proses pemilihan begitu menegangkan, sambung dia, tetapi itulah kematangan demokrasi dan konsep kebersamaan yang dibangun di NU. Pada ujung berbuah manis dan kembali saling merangkul.
“Sebetulnya kami menyayangkan sikap mantan Ketua Umum PBNU KH. Prof. Said Aqil Siradj yang terus maju sekalipun hasil putaran kedua menunjukan kalah jauh. Karena akan jauh lebih terhormat pada putaran kedua tak perlu dilakukan,” tuturnya.
“Namun demikian kami sebagai anak dan Banom NU sangat mencintai beliau dan menghaturkan sejuta hormat dan terima kasih atas kifrah dalam memajukan NU dalam masa kepemimpinan beliau,” tambahnya.
Karena itu, masih kata Dais, saatnya saling merangkul, islah, dan komit bersama menjaga serta mewujudkan khitah NU khususnya berkontribusi pada bangsa maupun menjaga agama dalam koridor Islam Ahlu Sunna Waljamaah.
Discussion about this post