PENASULTRAID, JAKARTA – Persaingan e-commerce di Indonesia semakin ketat. Sejumlah e-commerce mulai memperluas pasar, salah satunya dengan menyediakan layanan quick-commerce.
Seperti diketahui, e-commerce yang menyediakan layanan quick-commerce bukan hal baru lagi. Inovasi dalam hal kecepatan pengiriman terus dimunculkan.
Jakpat mengadakan survei untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berbelanja online pada semester pertama 2024.
Laporan yang melibatkan 2255 responden ini juga melihat bagaimana penggunaan platform belanja di e-commerce dan quick-commerce serta strategi penjualan, khususnya live shopping dan affiliate link.
Hasil survei menyebutkan 91% responden melakukan transaksi online pada paruh awal 2024. Lebih detail, 9 dari 10 orang mengaku bertransaksi di e-commerce, sementara 4 dari 5 orang melakukan pembelian di platform quick-commerce.
Head of Research Jakpat, Aska Primadi menyoroti kenaikan pada segmen quick-commerce. Jumlah pengguna yang naik berbanding terbalik dengan pengeluaran.
“Walaupun angka insidens quick-commerce shopper naik di tahun ini, namun ternyata rata-rata pengeluaran berbelanja di quick-commerce itu stagnan atau malah cenderung menurun dibanding tahun lalu. Hal ini bisa jadi disebabkan karena adanya fenomena deflasi dan penurunan daya beli masyarakat di beberapa bulan terakhir ini,” ucap Aska dalam keterangannya, Kamis 8 Agustus 2024.
Discussion about this post