Apabila, nelayan penyelam dapat melakukan terapi oksigen hiperbarik di ruangan khusus yang dapat tingkatkan tekanan udara hingga tiga kali tekanan atmosfer normal dalam tubuh sehingga nelayan penyelam menyerap oksigen lebih banyak dari biasanya, sehingga dapat membantu penyembuhan berbagai penyakit. Hal itu dilakukan setelah melakukan penyelaman.
Menurut dr. Tjin Willy (2018) dalam artikelnya, bahwa; bagi nelayan penyelam, alat ceamber ini sebagai sebuah prinsip, perbaikan, pemulihan dan penyembuhan sehingga dapat perbaiki jaringan yang rusak dengan meningkatkan aliran oksigen ke jaringan tubuh sehingga menyebabkan darah menyerap oksigen lebih banyak akibat peningkatan tekanan oksigen di dalam paru-paru yang dimanipulasi oleh ruangan hiperbarik.
Konsentrasi oksigen yang lebih tinggi dari normal, tubuh akan terpicu untuk perbaiki jaringan yang rusak lebih cepat dari biasanya.
Nelayan penyelam: kompresor dan snorkeling sering kena penyakit dekompresi yang disebabkan aliran darah di dalam tubuh terhambat, dikarenakan perubahan tekanan udara. Perubahan tekanan ini dapat terjadi akibat menyelam sehingga terjadinya perubahan tekanan udara secara drastis.
Nah, pertimbangan sosial ekonomi dan pendapatan daerah, pemerintah bisa melakukan pengadaan Ceamber sebagai alat pemulihan tubuh penyelam bagi nelayan lobster yang nantinya bisa ditempatkan di seluruh rumah sakit–rumah sakit di wilayah sentral nelayan penyelam: kompresor dan snorkeling.
Melihat peluang bisnis ekonomi alat ceamber ini, bisa dianalisa dari pendapatan yang seharusnya dipertimbangkan oleh pemerintah. Bayangkan saja, contoh Pulau Sumbawa (Bima, Sumbawa, Kota Bima dan Dompu) masih minim ceamber. Padahal, nelayan penyelam dengan populasi sekitar 200-an ribu kepala keluarga bisa melakukan terapi dengan alat ceamber.
Kalau ceamber diperkuat pada regulasi, kewajiban nelayan kompresor dan snorkel harus pemulihan kesehatan setiap bulan. Maka pendapatan daerah bertambah bisa puluhan miliyar. Logika ekonominya tentu, permintaan pemulihan melalui sistem payment (pembayaran) di rumah sakit saat pengunaan ceamber, maka ekonomi akan tumbuh.
Bayangkan saja, perorang nelayan membayar 1 juta rupiah dalam waktu 3 jam menggunakan ceamber. Tinggal dihitung saja perhari nelayan datang ke rumah sakit untuk pemulihan kesehatan sejumlah 100-200 orang disetiap rumah sakit.
Begitu juga sebaliknya, apabila nelayan penyelam kompresor dan snorkel dilarang secara massif, maka kemiskinan terjadi ketika pemerintah tidak menyiapkan mitigasi sebelumnya. Jadi pemerintah bisa pertimbangkan ceamber sebagai solusi untuk nelayan kompresor dan snorkel.(***)
Penulis adalah Ketua Front Nelayan Indonesia (FNI)
Sumber:
Channel Kawan Rusdi Kawan Kita:
https://youtube.com/channel/UCQxmiz4ag839vOhAgaBQBxA
Channel Berita RusdiNews Official:
https://youtube.com/channel/UCy_kil9wbuBEMONcQCyxuXw
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post