Oleh: Imam Handiman
Mengawali Hari Pers Nasional (HPN) 2023, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menggelar Ekspedisi Geopark Kaldera Toba. Ekspedisi dimulai pada Sabtu 4 Februari 2023 di Kabupaten Tapanuli Utara dan ditutup pada Selasa 7 Februari 2023 di Kota Medan.
Masih kerap dipikirkan orang saat hendak melancong ke Danau Toba, yakni jarak tempuh yang panjang. Kendati jalan tol sudah ada, setidaknya turis harus menghabiskan waktu sekitar lima jam menuju destinasi paling dekat.
Tetapi saat kami ke sana medio pekan lalu, hal demikian sudah tidak lagi krusial. Kehadiran dua bandar udara di Danau Toba telah memberikan moda transportasi yang mempersingkat jarak tempuh.
Penerbangan dari Medan dan sederet kota besar lainnya di luar Pulau Sumatera seperti Jakarta dan Singapura bisa menggunakan bandara Silangit Airport dan Pelabuhan Udara Sibisa atau Sisingamaraja XII International Airport.
Kini Sisingamangaraja XI International Airport adalah pelabuhan pertama di Tapanuli dan tanah Batak. Tidak banyak yang tahu bahwa Bandara Silangit ternyata sudah mulai dibangun pada saat Jepang berkuasa di Tanah Air.
Sarana penerbangan di Tapanuli ini kembali diaktifkan pada tahun 2010. Kala itu landasan pacu (runway) yang semula hanya 30 x 1.400 meter diperpanjang hingga 30 x 2.400 meter. Tempat hinggapnya burung-burung besi ini semakin gencar ditata ulang setelah Danau Toba ditetapkan sebagai geopark.
Selain menambahkan fasilitas dan landasan pacu hingga mencapai 3.200 x 45 m, destinasi penerbangan yang semula berkutat di rute nasional pun diperluas menjadi rute internasional.
Tim inti ekspedisi yang berangkat dari Jakarta, Jumat 3 Februari 2023 siang, mendarat di Bandara Silangit setelah 2 jam 20 menit terbang dari Bandara Soekarno Hatta.
Kami melihat bandara ini memiliki fasilitas mumpuni dan ramah bagi kaum disabilitas. Sebut saja kursi roda, ruang VIP, counter check in, apron, terminal bandara, dan fasilitas lain sesuai aturan bandara kelas II.
Di Silangit juga terdapat kafe resto cukup luas dengan lahan outdoor di depannya yang diisi beberapa meja kursi. Di sini kami bergabung dengan puluhan eks penumpang lain yang duduk untuk makan minum sambil menunggu penjemput.
Tim inti ekspedisi sempat melakukan rapat kecil menetapkan rute dan obyek ekspedisi ditemani kopi asli Toba dan kudapan lokal Tapanuli Utara.
Bangunan kafe resto serba putih nan artistik itu sekaligus telah menjadi ruang singgah para eks penumpang pesawat sebelum melanjutkan perjalanan darat.
Tempat wisata terdekat dari Silangit ke seputaran Toba di antaranya Pantai Bulbul Balige, Desa Adat Ragi Hotang, Muara, Pulau Sibandang, dan semua obyek populer di Taput termasuk Huta Ginjang yang kami putuskan sebagai rute pertama ekspedisi.
Silangit sekarang dikenal sebagai gerbang masuk Danau Toba oleh seluruh wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin bertamasya.
Bukan tanpa alasan, pasalnya lokasi Bandara Silangit tergolong sangat dekat dengan Destinasi Super Prioritas Danau Toba. Dari Silangit kita dapat memangkas waktu perjalanan.
Berkat lokasinya yang dekat dengan kawasan Danau Toba, Bandara Silangit menjadi salah satu bandara pendukung destinasi wisata di Sumatera Utara.
Bandara yang telah meningkatkan kapasitas penumpang menjadi 700 ribu orang per tahun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung terbaik. Mulai dari fasilitas navigasi, fasilitas keamanan penerbangan, fasilitas keselamatan penerbangan, fasilitas listrik, hingga fasilitas terminal.
Ditambah lagi, Bandara Silangit terus mengejar kesempurnaan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja guna mewujudkan program zero incident, zero accident, dan zero workplace accident.
Dengan adanya fasilitas dan pelayanan terbaik yang ditawarkan tersebut, tidak heran jika Bandara Silangit menjadi satu-satunya bandara kelas IV yang setara dengan bandara kelas II di Indonesia.
Pintu kedua yang membuka penumpang tujuan Toba, Sibisa, merupakan bandara terdekat dari Parapat. Sarana penerbangan perintis ini dibangun di kawasan Ajibata. Dibandingkan bandara lain, akses ke Danau Toba via bandara ini jauh lebih cepat karena hanya perlu menempuh perjalanan 10 km.
Bandara Sibisa dikembangkan pada 2020 sehingga landasan pacu yang semula hanya 1.200 meter menjadi 2.000 x 30 m. Sarana konektivitas itu memang ditargetkan untuk jenis pesawat ATR atau jet pribadi.
Jasa penerbangan tersebut masih melayani satu rute penerbangan yaitu Sibisa-Gunung Sitoli, Nias dengan jadwal tetap setiap hari Jumat.
Obyek terdekat dari Bandara Sibisa meliputi The Kaldera Toba Nomadic Escape, Desa Budaya Sibisa, Parapat, dan Bukit Gibeon.
Bangkit dari Turbulensi
Setelah beristirahat semalam di sebuah hotel di Siborongborong, Taput, Sabtu 4 Februari 2023 pagi tim bergerak ke Huta Ginjang. Baru sekilas saja kami melihat kalau tempat ini adalah spot terbaik untuk menikmati lanskap Danau Toba.
Tak salah jika ekspedisi dimulai dari sini. Berasal dari bahasa Batak ‘huta’ yang berarti kampung dan ‘ginjang’ berarti atas, Huta Ginjang menawarkan pemandangan Danau Toba dari ketinggian 1.555 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Huta Ginjang yang berada di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, merupakan salah satu tempat wisata untuk menikmati pemandangan Danau Toba. Sejak pertama kali datang rombongan langsung disuguhi panorama Danau Toba nan luas. Wisatawan bisa mengambil foto dengan latar Danau Toba.
Tak hanya menikmati keindahan dari satu lokasi, dengan membayar 400 ribu rupiah wisatawan bisa menikmati pemandangan dari kegiatan olahraga gantole dan paralayang. Selain panorama yang elok, jalan akses menuju kawasan wisata Geopark Huta Ginjang kini sudah mulus.
Kondisi jalan yang berkelok sudah gampang dilalui dengan kendaraan roda empat. Infrastruktur jalan tersebut dibangun dalam rangka meningkatkan konektivitas Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara, Zumri Sulthony yang hadir di lokasi menyebut ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai telah mengubah wajah kawasan sekaligus mempercepat kebangkitan destinasi wisata Danau Toba pasca pandemi dan meningkatkan layanan bagi wisatawan untuk mencapai lokasi.
Puluhan jurnalis Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dalam kegiatan Ekspedisi Geopark Kaldera Toba 2023 merasakan langsung akses yang sudah mulus. Kentara efek dari konektivitas yang mulus dapat mendorong Geopark Huta Ginjang menjadi salah satu lokasi pariwisata unggulan di DPSP Danau Toba.
Geopark Huta Ginjang merupakan bagian dari kawasan Geosite Kaldera Danau Toba yang memiliki panorama cantik. Kawasan ini sudah masuk anggota UNESCO Global Geopark (UGG).
Ke geosite ini setiap hari mengalir turis domestik maupun asing, puluhan pada hari biasa namun melonjak sampai ratusan pada Sabtu dan Minggu. Terlebih libur semacam Tahun Baru, bisa ribuan. Tahi Sembiring, petugas pemandu di lokasi, menceritakan ini dengan bangga.
Peningkatan itu paralel dengan bergeraknya ekonomi rakyat di seputar lokasi pasca pandemi yang membuat semua turbulens.
Discussion about this post