Melihat proporsi perkawinan dini di Sulawesi Selatan, mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020-2022, menunjukkan data yang fluktuatif. Bila 2020 angka perkawinan anak sebesar 11,25 persen, mengalami penurunan 2 persen di tahun 2021 yang mencapai 9,25 persen. Pada 2022 justru mengalami kenaikan sebesar 0,8 persen menjadi 9,33 persen.
Di tengah era digital saat ini, sebetulnya begitu mudah aplikasi ini diakses. Akan tetapi, menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo kesadaran para calon pengantin untuk mengaksesnya belum maksimal.
“Perlu ada sinergitas antar semua instansi untuk gencar mengkampanyekan aplikasi ini,” harap Hasto dalam satu kesempatan.
Bila aplikasi ini semakin banyak digunakan calon pengantin, maka kontribusi mereka dalam mencegah stunting akan terasa manfaatnya, demi mencetak dan menyongsong generasi Indonesia emas 2045.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post