PENASULTRA.ID, LUWU TIMUR – Salah satu sumber terbesar peningkatan emisi karbon di muka bumi berasal dari sektor energi. Sejak dahulu manusia terus menerus melepaskan emisi karbon atau CO2 dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batu bara, fosil, gas bumi dan minyak bumi.
Peningkatan emisi karbon berdampak buruk bagi kehidupan dibumi, baik manusia, tumbuhan maupun hewan. Olehnya telah banyak yang mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan menggantinya dengan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Salah satu perusahaan yang komitmen mengurangi emisi karbon yakni PT Vale Indonesia. Bahkan Vale menargetkan untuk mencapai nol karbon bersih atau netral karbon pada 2050.
Di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), perusahaan multi tambang asal Brazil ini menghadirkan tiga PLTA, yakni PLTA Larona, PLTA Balambano dan PLTA Karebbe.
Fasilitas energi bersih yang pertama kali dibangun PT Vale adalah PLTA Larona pada 1979, dengan produksi daya listrik rata-rata sebesar 165 Megawatt (MW). PLTA ini memanfaatkan aliran sungai Larona yang airnya dipasok dari tiga danau, yakni Matano, Mahalona dan Towuti.
Dengan adanya PLTA ini, Vale perlahan-lahan beranjak meninggalkan bahan bakar batubara. Pada 1995 PT Vale membangun PLTA kedua, yaitu PLTA Balambano dan mengoperasikannya sejak 1999. PLTA ini memiliki dua turbin dengan produksi daya listrik sebesar 110 MW.
Discussion about this post