PT Vale kembali membangun PLTA ketiga pada 2011 yang kini dikenal dengan PLTA Karebbe dengan produksi daya listrik sebesar 90 MW. Total kapasitas PLTA yang dikelola
PT Vale mencapai 365 MW.
Hadirnya tiga PLTA ini dinilai mampu menghilangkan potensi emisi karbon hingga 1 juta ton CO2 setiap tahun, dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara.
Ketiga PLTA ini berkontribusi hingga 94 persen dari pasokan energi terbarukan ke pabrik pengolahan nikel. Bahkan PT Vale pun menyalurkan listrik dari ketiga PLTA tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya.
”Kami turut memasok kebutuhan listrik untuk masyarakat diluar wilayah tambang. Tahun lalu kami memasok hingga 10 MW yang diberikan melalui Perusahaan Listrik Negara atau PLN,” kata Koordinator Shift Operational PT Vale, Andi Sunandar, Senin 19 Desember 2022.
Pada 2019, perusahaan yang telah hadir sejak 1968 ini mulai memanfaatkan boiler listrik yang energinya bersumber dari PLTA untuk operasional pabrik pengolahan. Dengan inovasi ini, penggunaan bahan bakar high sulfur fuel oil (HSFO) berkurang sebanyak 67.047 barel per tahun. Boiler listrik PT Vale juga menjadi yang pertama digunakan di industri pengolahan di Asia Tenggara.
Andi Sunandar mengatakan, ketiga PLTA ini dipasangi alat pengontrol getaran yang tiap hari diawasi. Vale juga rutin mengadakan simulasi tanggap bencana setiap enam bulan sekali.
“Bendungan PLTA ini mampu bertahan bahkan dengan guncangan gempa bumi hingga 10SR. Setiap hari kita atur pengeluaran air, biasanya pagi dialirkan dan sore hari ditutup,” ujar Andi Sunandar.
Untuk mencapai target netral karbon, Vale juga sedang mempersiapkan alih teknologi dari kendaraan bertenaga fosil ke mobil listrik dalam operasional pertambangan. Saat ini sudah ada satu truk listrik jenis CXMG berkapasitas 70 ton untuk operasional departemen energi. Kendaraan listrik ini dikemudikan oleh seorang wanita bernama Yulianti Marselina.
Discussion about this post