Pada 2019, perusahaan yang telah hadir sejak 1968 ini mulai memanfaatkan boiler listrik yang energinya bersumber dari PLTA untuk operasional pabrik pengolahan. Dengan inovasi ini, penggunaan bahan bakar high sulfur fuel oil (HSFO) berkurang sebanyak 67.047 barel per tahun. Boiler listrik PT Vale juga menjadi yang pertama digunakan di industri pengolahan di Asia Tenggara.
Andi Sunandar mengatakan, ketiga PLTA ini dipasangi alat pengontrol getaran yang tiap hari diawasi. Vale juga rutin mengadakan simulasi tanggap bencana setiap enam bulan sekali.
“Bendungan PLTA ini mampu bertahan bahkan dengan guncangan gempa bumi hingga 10SR. Setiap hari kita atur pengeluaran air, biasanya pagi dialirkan dan sore hari ditutup,” ujar Andi Sunandar.
Untuk mencapai target netral karbon, Vale juga sedang mempersiapkan alih teknologi dari kendaraan bertenaga fosil ke mobil listrik dalam operasional pertambangan. Saat ini sudah ada satu truk listrik jenis CXMG berkapasitas 70 ton untuk operasional departemen energi. Kendaraan listrik ini dikemudikan oleh seorang wanita bernama Yulianti Marselina.

Saat ini sudah ada satu truk listrik jenis CXMG berkapasitas 70 ton untuk operasional departemen energi. Kendaraan listrik ini dikemudikan oleh seorang wanita bernama Yulianti Marselina.
Kepada awak media ini, Yulianti Marselina mengaku tidak sulit mengendarai truk listrik. Sebab menurut dia, tak jauh beda dengan truk biasanya.
“Kecepatannya pun sama saja. Yang beda itu, truk ini lebih ramah lingkungan dan tidak bising, lebih nyaman dan bahkan sangat irit. Dicas hanya dua jam,” kata wanita yang telah menjadi operator truk di Vale selama 11 tahun itu.
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post