<strong>PENASULTRA.ID, WAKATOBI</strong> - Wakatobi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra). Wakatobi telah dikenal dengan surga bawah lautnya dengan warna-warni soft coral yang begitu banyak serta ikan-ikan kecil beraneka jenis. Tapi tak hanya wisata alamnya yang sangat mempesona, Wakatobi juga memiliki kuliner khas yang menggugah selera. Salah satu makanan khas yang wajib Anda cicipi saat berkunjung ke Kepulauan Tukang Besi (pandai besi) ini adalah Luluta. Konon katanya, makanan ini asalnya dari pulau paling ujung di Wakatobi yaitu Pulau Binongko. Meski demikian saat ini Luluta banyak ditemukan di Wanci Pulau Wangi-Wangi. Luluta merupakan nasi bakar khas Wakatobi yang di buat dari nasi yang dimasak didalam bambu. [caption id="attachment_73131" align="alignnone" width="2560"]<img class="size-full wp-image-73131" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2024/11/Foodies-Wajib-Tahu-Luluta-Nasi-Bakar-Wakatobi-yang-Bikin-Nagih3-scaled.jpg" alt="Proses pembakaran Luluta. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id" width="2560" height="1482" /> Proses pembakaran Luluta. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id[/caption] <strong>Cara Membuat Luluta</strong> Memasak Luluta ternyata tak begitu susah seperti kelihatannya. Maria (42), penjual Luluta yang tinggal di Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan menjelaskan cara pembuatan Luluta. Rasa Luluta yang gurih bahan dasarnya adalah beras pulut, beras putih atau beras kampung (beras merah) yang bisa menjadi pilihan, disesuaikan keinginan. Bahan lainnya yaitu santan kelapa, daun pisang dan pohon bambu. Cara membuatnya cukup sederhana. Pertama beras dicuci bersih dengan air mengalir lalu tiriskan. Sembari menunggu siapkan potongan bambu hutan yang berdiameter antara 6 cm hingga 8 cm dan daun pisang yang masih muda. Bambu dipotong sesuai ukuran ruas. Ruas bambu bagian bawah jangan dipotong (jangan dihilangkan), sedangkan ruas bambu bagian atas dipotong, sebagai tempat memasukkan beras. Setelah ruas bambu dipotong, maka berikutnya bersihkan bagian dalam bambu. Cuci dengan air bagian dalam bambu sehingga kotoran dalam bambu tidak ada yang melekat. Setelah itu, beras yang telah ditiriskan tadi dicampur dengan santan kelapa dan bumbu dibungkus dengan daun pisang yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran bambu. "Bumbunya bawang merah, minyak, dan garam," kata Maria, Selasa 12 November 2024. [caption id="attachment_73129" align="alignnone" width="1200"]<img class="size-full wp-image-73129" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2024/11/Foodies-Wajib-Tahu-Luluta-Nasi-Bakar-Wakatobi-yang-Bikin-Nagih4.jpg" alt="Luluta saat disajikan dengan menu makanan lainnya. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id" width="1200" height="657" /> Luluta saat disajikan dengan menu makanan lainnya. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id[/caption] Setelah itu beras yang tadi ditiriskan dicampur dengan santan dan bumbu lalu bungkus dengan daun pisang. Besar bungkusan beras sesuaikan ukuran bambu yang dipakai. Rapikan, lubang pada sisi ujung bambu ditutup rapat dengan menggunakan daun pisang yang masih tersisa. Setelah selesai, buat tempat sandaran pembakaran Luluta dengan menggunakan kayu yang dapat bertahan lama terkena bara api. Biasanya memakai kayu seukuran lengan orang dewasa. Selanjutnya buat bara api di tempat sandaran bambu Luluta. Bambu yang berisi beras lalu dipanggang secara vertikal di atas bara api. Bara api untuk membakar nasi bambu dapat dengan menggunakan arang, kayu bakar atau batok kelapa kering. Pastikan nasi bambu yang dibakar sesekali diputar-putar posisinya supaya beras di dalamnya menjadi nasi yang matang merata. Untuk mengetahui Luluta sudah matang, dapat dilihat dari kulit luar bambu. Bila kulit bambu yang terkenal keras sudah terlihat sedikit hangus disengat bara api secara merata, berarti Luluta sudah matang. Cepat tidaknya Luluta matang biasanya bergantung pada kekuatan bara api. Semakin membara bara apinya, maka akan semakin cepat matangnya. "Proses pembuatannya memakan waktu kurang lebih satu jam," ujar Maria. Jika sudah matang, maka Luluta didiamkan sampai dingin kemudian bambunya dibelah dan keluarkan isinya dari dalam bambu. Setelah itu nasi bambu dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan disajikan di atas piring untuk segera disantap. [caption id="attachment_73132" align="alignnone" width="2560"]<img class="size-full wp-image-73132" src="https://penasultra.id/wp-content/uploads/2024/11/Foodies-Wajib-Tahu-Luluta-Nasi-Bakar-Wakatobi-yang-Bikin-Nagih2-scaled.jpg" alt="Proses pembakaran Luluta. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id" width="2560" height="1382" /> Proses pembakaran Luluta. Foto: Yeni Marinda/Penasultra.id[/caption] <strong>Makanan Pendamping Luluta</strong> Sekilas makanan ini seperti lemang, namun lemang terbuat dari beras ketan sementara Luluta dibuat dari beras biasa ataupun beras merah. Luluta sangat cocok anda santap dengan berbagai makanan berkuah serta aneka seafood. Fadia yang juga pembuat Luluta di Kelurahan Wanci, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan mengatakan, Luluta cocok dimakan dengan berbagai jenis seafood. "Luluta sangat cocok di makan dengan ikan cakalang yang dibakar, ikan goreng dan lainnya," tutur Fadia. <strong>Pemasaran Luluta</strong> Para pembuat Luluta khususnya di wilayah Wangi-Wangi memasarkan nasi bakar di pasar tradisional dan area pelabuhan. "Di pasar siang dan pasar malam Marina. Juga di pelabuhan karena kadang menjadi oleh-oleh bagi pengunjung yang ke Wakatobi," beber Fadia. Jadi, apakah Anda tertarik mencoba Luluta? <strong>Penulis: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=1NukqOyrl8U
Discussion about this post