Forum ini terbagi menjadi tiga sesi, masing-masing membahas topik yang berbeda. Sesi pertama membahas Pemerintahan dan Infrastruktur Digital, dengan fokus pada penguatan infrastruktur dan strategi pemerintah dalam mengatasi digital divide.
Prasetya Dwicahya dari Think Policy menyatakan fokus transformasi digital dalam beberapa tahun mendatang adalah memastikan bahwa proses tersebut memiliki makna, memberikan nilai tambah bagi semua lapisan masyarakat, dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat saat berinteraksi di ruang digital.
“Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia sudah berhasil untuk meningkatkan akses internet dan juga porsi ekonomi digital berkali-kali lipat. Akan tetapi ada banyak konsekuensi sosial yang juga terjadi bersamaan dengan pertumbuhan tersebut seperti masifnya perundungan digital dan judi online,” ujarnya.
Dalam sesi yang sama, Hafil Naufal Rahman, Ketua Bidang Pemerintahan Asosiasi Video Streaming Indonesia (AVISI) menjelaskan terdapat tantangan bersama dalam literasi digital saat ini.
Aksesibilitas, kata dia, tidak hanya menghasilkan peluang untuk berkembang, tetapi juga meningkatnya ancaman yang merugikan bagi industri OTT video streaming.
Menurut Hafil, salah satu masalah utama adalah pembajakan atau penyiaran konten secara ilegal di Indonesia menjadi perhatian serius karena mengancam ekonomi digital serta perkembangan industri kreatif.
“Kolaborasi antara pemerintah, AVISI, dan para pemangku kepentingan lainnya penting untuk mengatasi masalah ini,” tekannya.
Dalam sesi kedua, yang dimoderatori oleh Maria Angelica dari ITF, diskusi berfokus pada Kebijakan Digital dan Peluang Industri dalam Era AI. Norman Sasono, CTO DANA menekankan pentingnya investasi dalam infrastruktur digital.
“Penerapan AI harus didasarkan pada kebutuhan yang jelas dan tujuan yang terukur,” ujarnya.
Selain itu, Alfonsius Timboel, COO Halodoc, juga menyoroti bagaimana teknologi digital dapat merevolusi sektor kesehatan.
Discussion about this post