Pada masa kejayaan pemerintahan Kesultanan Buton, keberadaan Benteng Wolio memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi kerajaan. Dalam kurun waktu lebih dari empat abad, Kesultanan Buton bisa bertahan dan terhindar dari ancaman musuh.
Benteng Wolio sendiri memiliki 12 pintu gerbang yang disebut ‘Lawa’ dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut ‘Badili’, 4 boka-boka (bastion berbentuk bulat), batu tondo (tembok keliling), parit, dan alat persenjataan.
Karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal memungkinkan tempat ini sebagai tempat pertahanan terbaik pada zamannya.
Salah seorang Sultan yang sangat dihormati pada masanya ialah Sultan Buton VI, Lakilaponto atau yang dikenal dengan nama Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis.
Lakilaponto menjadi Sultan pertama dan raja terakhir, karena sistem pemerintahan yang semula kerajaan diubah menjadi kesultanan. Lakilaponto menjadi raja dan memerintah selama 20 tahun. Kemudian dilanjutkan kepemimpinannya selama 26 tahun setelah ia bergelar Sultan.
Agama Islam mulai masuk ke Kota Baubau saat di bawah pemerintahannya. Semasa pemerintahannya pula, Lakilaponto mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masigi Ogena atau Masjid Agung Kesultanan Buton. Hingga kini masjid tersebut masih difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam.
Di dalam Masjid Agung Kesultanan Buton ini sarat akan makna. Anak tangganya ada 17, menandakan jumlah rakaat dalam salat. Lalu untuk panjang bedugnya 99 cm, melambangkan asmaul husna dan pasaknya berjumlah 33 sesuai dengan jumlah tasbih.
Discussion about this post