
Lakilaponto menjadi Sultan pertama dan raja terakhir, karena sistem pemerintahan yang semula kerajaan diubah menjadi kesultanan. Lakilaponto menjadi raja dan memerintah selama 20 tahun. Kemudian dilanjutkan kepemimpinannya selama 26 tahun setelah ia bergelar Sultan.
Agama Islam mulai masuk ke Kota Baubau saat di bawah pemerintahannya. Semasa pemerintahannya pula, Lakilaponto mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masigi Ogena atau Masjid Agung Kesultanan Buton. Hingga kini masjid tersebut masih difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam.
Di dalam Masjid Agung Kesultanan Buton ini sarat akan makna. Anak tangganya ada 17, menandakan jumlah rakaat dalam salat. Lalu untuk panjang bedugnya 99 cm, melambangkan asmaul husna dan pasaknya berjumlah 33 sesuai dengan jumlah tasbih.

Makam Sultan Murhum juga berada di dalam kawasan Benteng Wolio. Dibangunnya makam guna memberikan penghormatan kepada jasa-jasa Sultan semasa hidupnya. Makam ini kerap kali dimanfaatkan masyarakat sebagai wisata ziarah atau yang disebut dengan ‘Santiago’.
Di dekat makam Sultan Murhum terdapat Batu Yi Gandangi. Menurut masyarakat setempat belum sah ke Kota Baubau kalau belum menyentuh batu tersebut. Dulunya tempat batu ini terdapat mata air pada celah batu yang diyakini dapat mengeluarkan air bila ada penobatan raja atau sultan.
Dengan potensi desa wisata yang begitu besar, Menparekraf Sandiaga berharap kesejahteraan masyarakat bisa meningkat dengan semakin terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja melalui pengembangan desa yang berkelanjutan.

“Ini merupakan suatu prestasi tapi harus dijaga, harus dipertahankan dan harus bisa menyejahterakan masyarakat,” kata Menparekraf.
Untuk itu, Sandiaga meminta seluruh pihak untuk melestarikan benteng agar terus menjadi ikon Kota Baubau.
“Sehingga benteng terluas di dunia ini bisa terus dinikmati anak-cucu sampai ratusan tahun ke depan. Pesona magis Benteng Wolio dapat membuka lapangan kerja dengan pemberdayaan warga sekitar untuk pergerakan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Sandiaga memungkinkan.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post