“Karena tanpa dukungan dan keinginan untuk mengelola bersama-sama maka karamba ini akan sia–sia dan program tidak akan berhasil,” ujarnya.
Lebih jauh Abed menjelang soal jenis biota yang akan dibudidayakan dalam KJA. Yaitu, sebanyak 10.000 bibit ikan putih. Namun begitu, kedepan tidak menutup kemungkinan jika kelompok nelayan ingin memelihara biota lainnya seperti kerapu dan lobster nantinya akan disesuaikan dengan kondis karamba dan teknis pengelolaanya.
Terkait pendampingan program KJA ini, kata Abed akan berlangsung selama tiga bulan sesuai kontrak kerjasama.
“Setelah itu pengelolaan KJA dan rumpon akan diserahkan sepenuhnya kepada kelompok nelayan. Namun, YARI berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan dan pendampingan teknis budidaya. Bahkan, akan membantu kelompok nelayan sampai panen dan pemasaran hasil panennya,” papar Abed.
Diketahui, dalam kesempatan pertemuan ini pula, disepakati bersama adanya pembentukan kelompok pengelola bernama Kelompok Tahisi. Kelompok ini beranggotakan 15 orang dan diketuai oleh Raswan.
Jika tak ada aral melintang, awal 2023 nanti segera dilakukan pembuatan karamba dan lokasi pemasangannya berada di pesisir depan Desa Tapunopaka. Tujuannya tak lain agar dapat diawasi dan dijaga bersama-sama oleh anggota kelompok.
YARI sendiri akan membantu pemerintah desa untuk membuat surat keputusan (SK) kelompok dan aturan–aturan dalam pengelolaan karamba supaya anggota kelompok patuh terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Discussion about this post