Hadi mengakui banyak tantangan yang harus dihadapi industri sawit dalam negeri. Di antaranya terlalu banyak instansi (kementerian/lembaga) yang terlibat dalam industri kelapa sawit.
“Saat ini ada 31 lembaga yang membuat kami lambat untuk membuat keputusan,” tegasnya.
Kemudian persoalan berikutnya adalah soal produksi dan produktivitas tanaman yang relatif stagnan dan cenderung turun.
“Juga kebijakan yang selalu berubah dalam waktu singkat. Contohnya kasus minyak goreng,” jelas Hadi.
Selanjutnya masalah perkebunan sawit yang teridentifikasi masuk kawasan hutan, serta tuntutan fasilitasi pembangunan kebun masyarakat 20%.
“Besar harapan kami agar PWI dapat membantu mensosialisasikan masalah-masalah, sehingga kami bisa menemukan solusi yang akan membantu industri sawit dan petani Indonesia,” ucap Hadi.
Discussion about this post