<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1615263413792000&usg=AFQjCNGo83dYb5R-WiJn_6WBZNI-fa6Nxw">PENASULTRA.ID</a>, WAKATOBI</strong> – Salah satu warga Kelurahan Mandati I, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Wa Eti yang bekerja sebagai penjual kripik mengaku diintimidasi Anak Buah Kapal (ABK) Al Sudais karena diketahui sebagai pendukung H. Haliana – Ilmiati Daud (HATI) dalam Pilkada 2020. KM Al Sudais merupakan kapal milik keluarga H. Arhawi sebagai Bupati yang juga mencalonkan diri pada pilkada 2020. Peristiwa dugaan intimidasi ABK terhadap Wa Eti terjadi beberapa waktu lalu bermula dari barang kripik dagangannya dipesan salah satu ABK yang sudah menjadi pelanggan untuk di jual kembali kepada penumpang. Lantaran kripiknya tak cukup, ibu asal Mortai ini ini berjanji akan mendatangkan kripik yang banyak dua hari setelahnya. Namun, si pelanggan tetap saja meminta, kemudian menaruhnya di kantin. Si pedagang kripik pun pergi menawarkan dagangannya. “Tiga hari kemudian, saya pergi ke kapal untuk mengambil pisang yang saya beli dari ABK langgananku itu. Tiba – tiba datang ABK inisial LJ, dengan marah – marah. Dia bilang saya jangan titip jualanmu di kapal karna kapal ini bukan milikmu. Kalau masih menjual lagi saya akan membuang barang daganganmu,” kata Wa Eti menirukan perkataan yang disampaikan LJ, saat diwawancarai awak media Penasultra.Id, di rumahnya, Kamis 24 September 2020. “Setelah itu saya tanya (LJ), apa salah saya sampai kamu memarahiku, LJ menjawab karena saya pendukung merah sebagai simbol partai PDI Perjuangan salah satu partai pengusung pasangan akronim HATI”, tambahnya. Bukan hanya itu, bahkan LJ juga meminta ABK yang jadi pelanggannya untuk tidak menjual pisang kepada Wa Eti karena tidak mendukung warna kuning sebagai simbol partai Golkar yang mengusung Arhawi – Hardin La Omo. Sebagai masyarakat kecil mengaku geram dengan perilaku oknum ABK yang mengintimidasinya. Namun hal itu tak menurunkan semangatnya untuk tetap berjualan mencari rezki secara halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Menurutnya, meski kapal tersebut milik keluarga calon bupati, tetapi kapal tersebut dimanfaatkan untuk transportasi umum, bukan untuk kepentingan politik. Kata Wa Eti, korban intimidasi bukan saja terjadi pada dirinya. Tetapi beberapa penjual asongan lainnya juga merasakan hal yang sama. Namun tidak berani menceritakannya. “Kejadian ini, bukan baru pertama kali terjadi. Tetapi intimidasi ini sudah ia rasakan saat pilkada 5 tahun lalu,” ulasnya. Atas kejadian itu ia akan mengadukannya ke aparat kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa intimidasi yang dialaminya. “Saya berharap jangan terulang lagi, karena kami ini warga kecil yang hanya mencari rezeki untuk makan kami sehari-hari,” tuturnya. Dalam rekaman video yang beredar setelah peristiwa itu terjadi LJ membantah tudingan yang dilontarkan Wa Eti. Dalam perdebatannya dengan Wa Eti iya mengelak tidak pernah mengintimidasi Wa Eti. “Siapa yang bilang begitu. Jangan tuduh sembarangan. Ada – ada saja”, bantah LJ sambil meninggalkan Wa Eti dalam video itu. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, La Nane sebagai perwakilan pemilik kapal meminta agar permasalahan tersebut jangan diperpanjang dan di selesaikan secara kekeluargaan. “Atas peristiwa itu, Kelurga pemilik kapal menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya”, pungkas La Nane. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Bas</strong>
Discussion about this post