<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, MUNA BARAT</strong> - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Wadaga adakan gelar karya p</span><span style="font-size: 17px;">royek penguatan profil pelajar pancasila budaya kerja (P5BK) </span><span style="font-size: 17px;">dengan tema "Melestarikan Seni Budaya Muna dan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Muda".</span> <span style="font-size: 17px;">P5 dalam kurikulum merdeka belajar merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.</span> <span style="font-size: 17px;">Berdasarkan Kemendikbudristek Nomor 56/M/2022, P5 ini adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi. </span> <span style="font-size: 17px;">Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik berkesempatan mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar, diantaranya budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.</span> <span style="font-size: 17px;">Gelar karya yang dilaksanakan di SMAN 1 Wadaga pada Senin 10 Juni 2024 ini menghadirkan beberapa kegiatan, diantaranya Tari Linda, Kabhanti Wuna (berbalas pantun khas Muna) dan bazar kewirausahaan.</span> <span style="font-size: 17px;">Kegiatan ini dibuka langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Muna Barat (Mubar), La Ode Butolo dan dihadiri organisasi perangkat daerah (</span><span style="font-size: 17px;">OPD) Mubar, Kepala Sekolah SMPN Wadaga, Kepala Desa se Kecamatan Wadaga, Camat Wadaga, Kapolsek Lawa, Danramil Lawa, orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat.</span> <span style="font-size: 17px;">La Ode Butolo mengatakan, dengan kurikulum merdeka belajar maka akan ada kebebasan belajar dari usia dini sampai SMA. Kurikulum ini juga dapat dimanfaatkan dalam menumbuh kembangkan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal.</span> <span style="font-size: 17px;">"Seperti memainkan alat musik gong, gendang, tari linda dan lainya," kata La Ode Butolo.</span> <span style="font-size: 17px;">Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Wadaga, Haliudin mengatakan, kurikulum merdeka belajar bermakna bahwa siswa diberikan keleluasaan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, termasuk juga guru yang membina. Namun tidak boleh melupakan kearifan lokal dalam hal ini budaya yang harus tetap dilestarikan.</span> <span style="font-size: 17px;">"Sehingga mereka mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin kompetitif dimasa depan, olehnya itu harus disiapkan dengan sebenar-benarnya guna mewujudkan generasi emas 2045," ujar Haliudin.</span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Yus Misran</span></strong> <strong> <span style="font-size: 17px;">Editor: Yeni Marinda</span></strong> <!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_240610_220843_031.sdocx--> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/TL8AKM-76IQ?si=-MkgQPIfZtVwjTeS
Discussion about this post