PENASULTRA.ID, JAKARTA – Tokoh aktivis nelayan, yang juga Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (FNI), Rusdianto Samawa bersama Wahyu Alamsyah dan Tison Sahabuddin menggalang kekuatan seluruh asosiasi maritim dan nelayan Indonesia untuk mendukung pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Ada 30 asosiasi maritim dan organisasi nelayan Indonesia dari berbagai sektor, seperti pengusaha galangan kapal, pengusaha juragan kapal nelayan, pengepul ikan, industri ikan kering, pembudidaya, petambak, petani garam, petani rumput laut, nelayan lobster, ibu rumah tangga nelayan, pelaut, ABK, dan captain resmi menggelar deklarasi Pejuang Pelaut Maritim Anies-Muhaimin atau Pelaut AMIN pada Rabu 24 Januari 2024.
Dalam deklarasi itu dihadiri Captain Timnas AMIN, M Syauqi Alaydrus bersama Captain (Ketua Umum) Pelaut AMIN, Rusdianto Samawa beserta deputi pengurus relawan maupun seluruh perwakilan asosiasi maritim, kelautan-perikanan.
“Kami seluruhnya menyatakan kegiatan ini murni aspirasi dari seluruh 311 Paguyuban Badan Otonom Front Nelayan Indonesia (FNI) yang tersebar di Provinsi: NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sulut, Kaltim, Kaltara, Sulsel, dan Sulbar dengan potensi sumbang suara untuk Pasangan AMIN sebesar 391.250 se-Indonesia,” ungkap Rusdianto dalam keterangannya.
Dengan 29 asosiasi maritim dan organisasi nelayan lainnya, kata dia diprediksi bisa mencapai 5 juta suara pemilih untuk pasangan AMIN. Deklarasi itu juga dilakukan, karena visi misi AMIN sangat mewakili kepentingan maritim dan kelautan-perikanan.
Rusdianto mengatakan sejarah dunia ada di Indonesia. Seluruh negara di dunia tak bisa hidup kalau Indonesia memagari selatnya. Anies melihat potensi itu. Konsep agro maritimnya pasangan AMIN, bisa membuat negara-negara goyang kalau tak bersahabat dengan Indonesia.
Agro maritim, kata dia, sebuah visi yang mengintegrasikan pertanian, peternakan, pertahanan, perikanan, kelautan, ekonomi, hasil-hasil rempah Indonesia.
“Bagusnya, agro maritim pertegas kemampuan strategis Indonesia dalam manfaatkan produktivitas selat-selat Indonesia. Agro maritim untuk Welfare State (negara makmur), pemerataan, keadilan, ketahanan pangan, manufaktur, ekonomi, industri, dan pembangunan,” jelas Rusdianto.
Kedepan, Rusdianto berharap negara bisa akseleratif terhadap kebijakan fiskal agro maritim yang terdiri kelautan – perikanan, pertahanan – keamanan, industri (manufaktur), pertanian, peternakan, ruang pesisir: petani garam, petani rumput laut, dan galangan kapal sebesar 15% dari APBN.
Rusdianto, yang juga Ketua Umum Front Nelayan Indonesia (ANLI) yakin terhadap pasangan AMIN yang selama ini rekam jejaknya berhasil membangun. Tentu, ia juga berharap kedepan harus ada perlindungan hukum wilayah maritim yang meliputi ketenagakerjaan, ABK, pelaut, captain, nelayan, pembudidaya, petani garam, petani rumput laut, dan ibu rumah tangga nelayan (pesisir).
Dari penyampaian pasangan AMIN dalam berbagai dialog, konsisten atas tahapan penyusunan kebijakan melibatkan asosiasi (organisasi) sektor maritim di Kementerian/KL. Tentu, hal itu sangat dibutuhkan.
“Jadi kita perlu juga, agenda-agenda perubahan (restorasi) pada berbagai aspek seperti Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN), sistem land reform agraria maritim (pesisir) pada pulau-pulau kecil, terdalam dan terluar. Selain itu, perubahan sistem penegakan berantas IUUF melalui sistem multi rezim humanistik, peninjauan kembali ekspor pasir laut, ekspor benih lobster, ekspor corak ilegal, lingkungan ruang laut pesisir serta lainnya,” papar Rusdianto.
Senada dengan Rusdianto, Ketua Koalisi Forju AMIN (Forum Pejuang AMIN), Winston Herlanjaya menyatakan, kesiapan Gema Pelaut AMIN sangat matang, baik sebelum deklarasi dan setelahnya, sudah melakukan gerakan massif dalam memberi dukungan kepada Anies-Gus Imin.
“Terpenting juga, kesiapan menjadi bagian dari gerakan 1 juta saksi yang mengisi TPS-TPS seluruh Indonesia sehingga yakin berkontribusi aktif dalam pemenangan pasangan AMIN. Forju AMIN menargetkan suara dari Gema Pelaut AMIN sebanyak 5 juta suara,” tegas Winston.
Sementara, Prof. Kumba Digdowiseiso yang juga anggota Dewan Pakar Gema Pelaut AMIN dari Universitas Nasional (Unas) menyatakan, visi pasangan AMIN dipercaya bisa menumbuhkan ekonomi sektor kemaritiman yang selama ini hanya sekitar 2.5%, dibawah pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara, jumlah penduduk miskin di wilayah pesisir Indonesia capai 17,74 juta jiwa.
Sebanyak 3,9 juta jiwa di antaranya masuk kategori miskin ekstrem. Karena itu, kedepan, harus bisa memberi kontribusi ekonomi kemaritiman untuk APBD sekitar 1.5% dan APBN sekitar 5%.
“Tentu, kedepan kami yang tergabung dalam Dewan Pakar Gema Pelaut AMIN menyarankan strategi Indonesia kedepan bisa sinkron dengan dokumen dan kebijakan penataan ruang bidang Kemaritiman di tingkat pusat dan daerah secara berkelanjutan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan melalui mekanisme public hearing dengan seluruh stakeholders,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:

Discussion about this post