Selanjutnya PT Kendari Kawasan Industri Terpadu pada 2024 akan fokus pada operasional pembangunan kawasan industri ini hingga dapat beroperasi.
Kepala DPMPTSP Kota Kendari, Maman Firmansyah mengatakan, Pemkot Kendari akan terus memberikan dukungan dengan harapan kehadiran kawasan industri ini nantinya akan menyerap kurang lebih 90 ribuan tenaga kerja. Kemudian pertumbuhan ekonomi di Kendari dapat mengalami kenaikan yang signifikan.
Maman menjelaskan, dalam MoU dengan China Construction Third Engineering Bureau Grup itu, pihaknya mensyaratkan agar memprioritaskan warga Kendari dan Sultra dalam perekrutan tenaga kerja.
“Paling tidak, minimal 70 persen tenaga kerjanya adalah warga Kota Kendari dan warga Sultra,” Maman menambahkan.

Senada, Komisaris Utama PT Kendari Kawasan Industri Terpadu, Hery Asiku mengatakan, kawasan industri ini akan melibatkan tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Kesempatan kerja sebanyak 95.810 orang dari berbagai keahlian. Dengan demikian kawasan ini akan berdampak pada bangkitnya ekonomi yang sangat signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah,” ujar Hery.
Dibeberkannya, pada tahap pertama di wilayah Kecamatan Abeli, dengan luas pada 400 hektare dari total 1.700 hektare dimulai untuk tahap konstruksi pabrik, pihaknya memberikan investasi saham sebesar USD 1 miliar.
Dengan fokus hirilisasi bubuk nikel mangan dan sulfat, sebagai bahan baku untuk baterai dan alat-alat penyimpanan rumah tangga serta alat berat. Kedepannya juga akan ada industri pertanian dan perikanan.
“Berdasarkan studi kelayakan, kawasan industri ini akan memberikan kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) di Sultra hingga Rp2,4 triliun,” kata Hery.
Kawasan Industri Motui
Pembangunan Kawasan Industri Motui yang berada di Desa Motui, Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara (Konut) ini telah dimulai yang ditandai dengan ground breaking yang dilakukan oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin pada 19 Mei 2022 lalu.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan, pembangunan Kawasan Industri Motui ini menjadi ikhtiar untuk mengoptimalkan nilai tambah hilirisasi, menciptakan lapangan kerja dan mendorong perekonomian daerah.
“Pesan saya kepada pengelola Kawasan Industri NIS, agar segera menyiapkan daya dukung dan daya tampung di dalam kawasan industri, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing ekspor,” kata Wapres dalam sambutannya pada acara ground breaking kala itu.

Diungkapkan Wapres Ma’ruf, berdasarkan data Kementerian ESDM, cadangan nikel Indonesia sebesar 72 juta ton atau mencapai 52 persen dari total cadangan nikel dunia pada 2020. Ini artinya Ini artinya Indonesia memegang peranan sangat penting dalam penyediaan bahan baku produk nikel dunia.
“Indonesia dengan anugerah SDA (sumber daya alam) berlimpah, apabila tidak bijak mengurusnya, justru berpotensi mengalami kemerosotan ekonomi,” kata Ma’ruf.
Sementara itu, Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon menjelaskan PT Nusantara Industri Sejati membangun kawasan industri berbasis nikel dan smelter yang menghasilkan ferro nickel sebagai bahan baku pabrik lainnya.
“Dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Nickel Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan,” ujar Nurdin.
Disebutkan Nurdin, smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF) itu berkapasitas 500 ribu ton ferro nickel (Feni) per tahun dengan kadar nikel 10 hingga 12 persen.
Dilain pihak, Gubernur Sultra, Ali Mazi berharap, tiga PSN yang digenjot pembangunannya di Sultra itu sejalan paralel dengan penerimaan tenaga kerja agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kita harapkan kedepannya, masyarakat Sulawesi Tenggara dapat meningkat perekonomiannya,” harap Ali Mazi.(Adv)
Penulis: Yeni Marinda
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post