“Untuk menu non-nutrisi, beberapa korporasi menyiapkan bantuan, misal air bersih. Kita sudah kerja sama dengan beberapa BUMN termasuk PTPN untuk menyiapkan bantuan air bersih karena penyebab stunting di beberapa kota adalah tidak ada air bersih, seperti di Papua Pegunungan dan sebagian NTT,” ujar Wihaji.
Disampaikan pula dalam paparan Menteri Wihaji, jumlah mitra atau orang tua asuh saat ini sebesar 20.181 orang, antara lain dari BUMN/BUMD, LSM/komunitas/perorangan, media, swasta, serta perguruan tinggi/akademisi.
“Orang tua asuh bisa berasal dari korporasi, perorangan, bisa Korpri, tidak mengikat,” kata Wihaji seraya turut mengajak Korpri untuk berpartisipasi dalam Genting.
Ajakan Menteri Wihaji ini tampak seperti gayung bersambut karena sebelumnya Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional, Prof. Zudan Arif Fakrulloh menyampaikan dalam Keynote Speech, diharapkan seluruh pengurus dan anggota Korpri mendukung penanganan stunting dengan gerakan masif.
Zudan menilai bahwa penanganan stunting merupakan program yang penting dan menjadi prioritas nasional yang harus ditangani bersama, tidak hanya menjadi beban Kemendukbangga/BKKBN.
“Pengalaman saya tiga kali menjabat (Pj) Gubernur di Gorontalo, Sulbar, Sulsel, kita perlu bergerak bersama. Dari Korpri mendukung penuh upaya penanganan stunting ini,” tegas Zudan.
Melalui Genting ini, Menteri Wihaji berharap dapat menyelamatkan generasi bangsa.
“Kira-kira begini semangatnya, menyelamatkan 1 manusia Indonesia sama dengan menyelamatkan 1 generasi,” pungkas Wihaji.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post