Upaya perempuan dalam menopang ekonomi keluarga juga dilakukan oleh Herlina (40), istri dari seorang nelayan yang juga tinggal di pesisir Desa Langara Tanjung Batu, Kecamatan Wawonii Barat. Herlina juga bercerita ihwal aktivitas yang biasa lakukan di pantai tersebut dan biasa ia lakukan sehari-hari.
Selain membantu suaminya Dahlan (36) menyiapkan perlengkapan melaut, ibu dari dua orang anak ini setiap harinya membuat makanan siap saji yang kemudian dijual melalui paltform media sosial berupa Facebook (FB). Melalui platform digital ini ia juga menjual hasil budidaya lobster sang suami.
“Saya beli ikan dan beberapa sayuran mentah, kemudian dimasak, selanjutnya dijual. Dalam sehari melalui penjualan ikan dan sayur, bersihnya saya dapat Rp150 ribu per satu hari,” ujarnya.
“Kalau ada hasil tangkapan ikan dari suami, selain dikonsumsi untuk keluarga sendiri saya jual mentah pertusuk,” kata Herlina lagi.
Selain menjual makanan, di waktu luang Herlina sering melakukan “meti-mati” alias mencari jenis biota laut seperti kerang yang dapat menjadi santapan di pinggiran pantai saat air laut mulai surut. Bahkan kerang tersebut dijual demi menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rata-rata para istri nelayan di Wawonii melakukan hal yang sama untuk membantu menopang perekomomian keluarga. Begitu halnya Linsah (49), istri dari Aco Salam (54), nelayan yang tinggal di Desa Langkowala, Kecamatan Wawonii Barat yang sehari-hari berperan menjual hasil tangkapan suami dan mencari kerang saat air laut surut.
Namun, berbeda dengan istri-istri nelayan pada umumnya, ternyata Lisnah juga berjuang untuk meningkatkan perekonomian keluarga nelayan kecil di lingkungan tempat tinggalnya. Usaha itu ia lakukan melalui kelomopok program Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP) Wawonii sejak 2019.
Sebagai Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi, Usaha Produktif dan Pemberdayaan Perempuan kelompok PAAP Wawonii, Lisnah aktif mengedukasi keluarga nelayan kecil dan nelayan tradisional terkait visi PAAP dalam meningkatkan pendapatan nelayan melalui kegiatan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pihaknya juga telah merancang beberapa program untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) nelayan baik laki-laki maupun perempuan, melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan, pelatihan literasi keuangan, pelatihan pengolahan serta pelatihan pengembangan kelompok.
Selain itu, kelompok PAAP juga telah merancang program untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi perikanan melalui kegiatan pengolahan ikan, melakukan pemasaran ikan yang sederhana melalui pemasaran ikan yang terorganisir oleh lembaga, dan melakukan kerjasama dengan pembeli keluar daerah.
Lisnah menuturkan, saat ini PAAP Wawonii telah mengajukan proposal bantuan kepada Rare Indonesia untuk pembuatan pabrik es mini yang akan menjadi sarana usaha bersama keluarga nelayan kecil di Wawonii.
“Saya dan kawan-kawan yang tergabung dalam PAAP berinisiatif untuk membuat perkembangan ekonomi sosial di masyarakat melalui pengajuan itu, sehingga ke depan melalui dasar penjualan es kami bisa kembangkan lagi dengan penjualan berbagai jenis kebutuhan nelayan,” kata Lisnah, Senin 5 September 2022 lalu.
Discussion about this post