Ia mengatakan, GP Ansor Sultra setuju dengan pandangan Gus Yaqut dalam konteks politik kebangsaan. Apa yang disampaikan oleh Gus Yaqut baik selaku Ketum Ansor maupun Menag memiliki tugas sebagai pemimpin menjalankan fungsi pendidikan kebangsaan dan politik.
“Menag sedang memberikan pendidikan, jangan memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai instrumen kepentingan politik elektoral itu bagus. Itu memberikan pendidikan politik ke bangsa ini jangan juga terjebak beberapa tahun ke belakang terjadi polarisasi keras, gara-gara persoalan agama dijadikan politik untuk menyemai kepentingan elektoral,” ujar Dais.
Wacana Menag Gus Yaqut akan didisiplinkan oleh PKB dianggap sebagai respon yang reaktif dan baperan. Justru, kata Dais, apa yang disampaikan Menag sudah tepat karena telah memberikan isyarat bahwa politisasi agama punya potensi memecah belah.
“Saya kira terlihat reaktif dan baperan yang seolah-olah Gus Yaqut ngomong begitu memecah belah bangsa. Ini justru Ketum memberi sinyal isyarat jangan sampai terpecah-belah,” beber Dais.
Discussion about this post