PENASULTRA.ID, JAKARTA – Rapat gabungan Bidang dan Komisi Pendidikan PWI serta Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI), Senin siang 30 Oktober 2023 telah menyepakati garis besar Rencana Induk (grand design) program Pendidikan Jurnalisme PWI 2023-2028.
“Bobot keseluruhan pendidikannya 60% praktik dan 40% teori. Kurikulumnya tetap merujuk kurikulum model UNESCO tahun 2007, tapi disesuaikan dengan perkembangan jurnalisme kekinian,” kata Marah Sakti Siregar, Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat, seusai rapat yang dilaksanakan di kantor PWI Pusat di Jakarta.
Marah Sakti menjelaskan, unsur tambahan yang ditekankan dalam kurikulum baru pendidikan jurnalisme PWI itu nanti adalah praktik jurnalisme multitasking, penguatan nilai integritas, independensi, daya kritis (critical thinking) dan wawasan kebangsaan.
Rapat gabungan Bidang Pendidikan dan Komisi Pendidikan PWI Pusat yang dilakukan secara hibrid itu, dibuka Wasekjen Raja Parlindungan Pane mewakili Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun.
Dihadiri secara daring, antara lain, ketua Bidang Pendidikan M. Nasir, ketua Bidang Organisasi Zulmansyah Sekedang, direktur UKW PWI Firdaus Komar, para anggota Komisi Pendidikan: Priyambodo RH, yang juga Sekretaris Yayasan SJI, Eka Putra Nazir, Anas Syahirul Alim, Rizal Rudi Surya, sekretaris Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Iman Handiman, Direktur Anugerah Adinegoro Dr. Artini, Anggota Dewan Pakar Jimmy S Harianto dan anggota Komisi Pendidikan dan Pelatihan Dahlan Abubakar.
Hadir secara luring, Direktur Eksekutif SJI Ahmed Kurnia Soeriawidjaja, Zarman syah, Rita Sri Hastuti, Uyun Achadiat, Novrizon Burman, dan Tagor Siagian.
Rincian detil kurikulum pendidikan jurnalisme dan mata ajarnya akan dirumuskan Tim Eksekutif dan para pengajar SJI.
Rapat juga memutuskan tiga program utama untuk menopang peningkatan kualitas kewartawanan anggota PWI. Yakni mengaktifkan pelatihan jurnalisme ke pelbagai provinsi melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) dan Safari Jurnalistik dengan melibatkan kepengurusan PWI Provinsi.
Discussion about this post