“Kita sudah disuguhi banyak isu tentang situasi masa depan bangsa. Isu-isu ditebar di berbagai media baik media sosial, media cetak, maupun media elektronik. Sebagai pemuda intelektual, maka mahasiswa harus memahami kepribadian bangsa, agar bangsa kita tumbuh dengan kokoh,” ujar dia.
Terkait dampak isu-isu tersebut, yang mulai terasa pada tatanan sosial, politik dan ekonomi, kader IMM harus mawas diri dan jangan mudah diadu domba hanya karena kepentingan elit.
Mahasiswa harus memiliki sikap yang jelas tentang masa depan bangsa. Bukan untuk saling gontok-gontokan. Mahasiswa harus menumbuhkan kedewasaan. Organisasi adalah laboratorium untuk menumbuhkan kedewasaan dan menempa kepribadian untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan.
“Peliharalah organisasi tempat saudara-saudari berhimpun untuk menempa diri menjadi pemimpin-pemimpin masa depan bangsa,” tambah Ali Mazi.
Sebagaimana lazimnya bahwa setiap organisasi memiliki nilai-nilai yang harus dipegang dan dijunjung tinggi, IMM dengan gerakan yang berlandaskan nilai-nilai Islami, harus senantiasa memelihara nilai itu.
“Menghadapi tantangan zaman yang sangat kompleks dewasa ini, saya mengharapkan kepada IMM agar gerak langkahnya mencerminkan kepribadian Muhammadiyah dan aktifitas dakwahnya tidak pernah surut,” ucap dia.
Muktamar IMM yang digelar di Kendari, Sultra, ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, IMM menggelar muktamar pada tahun 1995 silam. Muktamar akan berlangsung hingga 23 Oktober 2021.
Editor: Basisa
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post