Ia mengatakan, tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan masyarakat asal daerah Sulsel di wilayah Provinsi Sultra telah berlangsung begitu panjang, seiring dengan perjalanan sejarah bangsa dan daerah ini.
Dengan demikian, masyarakat asal Sulsel telah menjadi satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan dengan masyarakat etnis lokal, khususnya mendiami Bumi Anoa, dengan berbagai kontribusinya begitu besar dalam pembangunan daerah.
“Untuk itu, saya selaku pimpinan daerah Sultra menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada seluruh masyarakat Sultra asal Sulsel, atas berbagai peran dan sumbangsihnya bagi kemajuan daerah Sultra kita cintai bersama,” ujar dia.
Ali Mazi juga menilai bahwa keberadaan KKSS Sultra sebagai mitra strategis pemerintah daerah (Pemda), setidaknya memiliki tiga peran penting dalam mewujudkan kemajuan daerah.
Pertama, KKSS Sultra diharapkan dapat berperan sebagai wadah perekat persaudaraan dan persatuan, baik antara sebagai sesama etnis asal Sulsel, maupun etnis lokal, yakni Buton, Tolaki, Mekongga, Muna, dan Moronene serta etnis lainnya dari berbagai wilayah di Nusantara, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Kedua, KKSS Sultra sebagai lembaga kerukunan/paguyuban, dapat menjadi benteng pertahanan kita dari serbuan budaya-budaya global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama dipegang serta dianut masyarakat Sultra.
Ketiga, KKSS Sultra sejatinya tidak hanya dimaknai sebagai wadah silaturrahmi semata, tetapi dapat pula menjadi rumah besar dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tidak hanya bagi Diaspora Sulsel, tetapi juga seluruh entitas yang ada di Sultra.
Discussion about this post