“Ini bukan angan-angan. Sudah ada BUMDes dari Banten yang produknya sampai ke Prancis. Ini bukti bahwa desa bisa mendunia,” tegas Menteri Yandri.
Keberadaan koperasi di desa juga akan memperbaiki distribusi pangan nasional dan menjadi mitra strategis dalam menjaga stabilitas harga. Kementerian akan menugaskan notaris, memfasilitasi proses hukum, serta menyiapkan surat edaran dan regulasi anggaran untuk mendukung kelangsungan koperasi ini.
Arah Baru Pembangunan Desa di Sultra
Sulawesi Tenggara memiliki 1.915 desa dan 377 kelurahan yang tersebar di wilayah daratan dan kepulauan. Dengan tantangan geografis yang kompleks, Gubernur ASR menyampaikan bahwa kepala desa dan lurah adalah ujung tombak pelayanan pemerintah dan aktor kunci dalam pembangunan sosial-ekonomi masyarakat.
“Karena itu, kami dorong terus program desa ekspor, desa tematik berbasis potensi lokal, dan desa sejahtera,” jelas Gubernur Sultra.
ASR pun berharap masyarakat desa dapat menikmati kesejahteraan dari potensi sumber daya yang dimiliki, misalnya dengan menjadi pemasok kebutuhan logistik bagi para pekerja yang beraktivitas di wilayah mereka.
Sinergi Pusat dan Daerah Kunci Kesuksesan
Sebelum menutup sambutannya, Menteri Yandri menyampaikan apresiasi atas kesiapan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan agenda percepatan pembentukan koperasi. Ia optimis, dengan semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor, program Koperasi Merah Putih akan menjadi tulang punggung ekonomi desa.
“Harapan Presiden Prabowo, Indonesia tahun 2045 harus menjadi negara maju dan rakyatnya sejahtera. Maka desa harus kuat. Dan Koperasi Merah Putih adalah kendaraan strategis menuju ke sana,” pungkas Menteri Yandri.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post