Ia berharap Universitas Halu Oleo dapat mengambil peran sebagai center of excellence dalam pengembangan riset, inovasi, dan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan di bidang kelautan, perikanan, dan pariwisata bahari.
“Untuk mencapai tujuan besar ini, dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat sipil,” tegasnya.
ASR juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam pengelolaan sektor kelautan dan perikanan. Penerapan artificial intelligence (AI), big data, dan konsep smart fisheries akan membuka peluang efisiensi produksi, pengelolaan data kelautan yang lebih akurat, dan pengawasan sumber daya laut yang transparan.
“Integrasi teknologi dan ilmu pengetahuan, yang tetap berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal, akan memperkuat posisi Sultra sebagai pelopor inovasi ekonomi biru di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.
Untuk itu, ASR menyampaikan harapan besar kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia untuk terus memberikan dukungan strategis dalam memperkuat implementasi ekonomi biru di Sulawesi Tenggara dan wilayah Indonesia lainnya.
“Saya berharap kegiatan ini menghasilkan gagasan-gagasan konstruktif yang dapat diterjemahkan menjadi kebijakan nyata dan kolaborasi lintas sektor yang membawa manfaat besar bagi masyarakat dan pembangunan bangsa,” ucap Gubernur melalui Sekda Sultra.
Untuk diketahui, Seminar Nasional “Indonesia Emas 2045: Transformasi Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam Mendorong Ekonomi Biru” diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo.
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber dari kementerian, akademisi, peneliti, dan praktisi sektor kelautan dan perikanan, serta dihadiri oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:


Discussion about this post