<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1613368198725000&usg=AFQjCNEst2tY6-2Mt_3wUy-fzuB0Cp04cQ">PENASULTRA.ID</a>, JAKARTA</strong> – Dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian yang dilaksanakan secara virtual, Senin 11 Januari 2020, Presiden RI, Jokowi membahas sejumlah persoalan di bidang pertanian. Salah satunya adalah lonjakan harga kedelai yang belakangan ini membuat perajin tahu dan tempe tertekan. Menurutnya, masalah ini dipicu oleh masih bergantungnya Indonesia terhadap kedelai impor. “Masalah yang harus diselesaikan,” kata Jokowi. Untuk itu, ia meminta solusi terkait masalah kedelai harus diselesaikan, salah satunya dengan menyiapkan lahan yang luas untuk menanam kedelai. “Cari lahan yang cocok untuk kedelai, tapi jangan satu sampai dua hektar. 10 hektar, 100 ribu, 300 ribu, 500 ribu, 1 juta hektar cari,” jelas Jokowi. Ia berharap, dengan menyiapkan lahan yang luas, Indonesia bisa memproduksi kedelai sendiri sehingga mampu menyelesaikan masalah dan mencukupi kebutuhan nasional. “Urusan jagung cari lahan yang bisa ditanami jagung dalam skala yang luas, ini yang akan menyelesaikan masalah. Kalau hanya rutinitas urusan pupuk, urusan bibit, itu penting, saya tahu. Tapi kalau bisa menyiapkan dalam lahan yang besar akan menyelesaikan masalah,” pungkas Jokowi. <strong>Penulis: Via Alvia</strong> <strong>Editor: Yeni Marinda</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/lA_GXcG7E3k
Discussion about this post