PENASULTRA.ID, KENDARI – Hasil peninjauan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menjelang Hari Raya Iduladha 1445 H/2024 M menemukan bahwa sejauh ini harga komoditas pangan terpantau relatif stabil.
Hal ini terlihat pula dari turunnya angka inflasi Sultra menjadi 2,57 (sebelumnya 2,93), dan tercatat di bawah angka inflasi nasional sebesar 2,84. Angka Indeks Perkembangan Harga (IPH) minggu pertama Sultra pada Juni 2024 juga tergolong stabil di angka -0,63 (sebelumnya -2,44).
Data ini diungkap saat digelarnya Rapat Koordinasi (Rakor) Kemendagri secara virtual dengan materi pengendalian inflasi dirangkai dengan penanggulangan Tuberkolosis (TBC) pada Senin 10 Juni 2024.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian saat Rakor menyampaikan pengarahan masing-masing, pertama, kepala daerah diharapkan agar terus bekerjasama dan bersinergi untuk mengendalikan inflasi dan TBC (Tuberkolosis), perlu dinaikkan menjadi skala prioritas.
Kedua, waspadai penyakit TBC yang terjadi pada usia produktif, jangan sampai menjadi beban demografi bukan bonus demografi.
“Ketiga, segera buat tim penanganan TBC daerah. Saya juga akan terbitkan SE untuk guidance pelaksanaan tugas tim penanganan TBC daerah sebagai dasar pembiayaan tim melalui APBD dan atau anggaran lain serta langkah teknis lainnya,” tegas Mendagri.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto menjelaskan, IPH tertinggi minggu pertama di Sultra terjadi di Kabupaten Muna Barat sebesar 1,07, sedangkan kabupaten dengan IPH terendah berada di Kabupaten Wakatobi yang alami deflasi sebesar -2,41.
Hal itu disebabkan penurunan harga cabai rawit, daging ayam ras, dan bawang putih.
“Meski angka inflasi di Sultra terkendali, namun perlu menjadi perhatian terhadap komoditas yang kerap naik dan turut berkontribusi pada naiknya angka IPH,” jelas Andap.
Discussion about this post