Lahir di Jepara, Jawa Tengah, R.A. Kartini berasal dari keluarga ningrat Jawa terpandang. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat adalah Bupati Jepara dan masih punya garis keturunan dari wangsa Mataram.
Dikutip dari buku Biografi Pahlawan Nasional R.A. Kartini (2008), ibunda Kartini bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru mengaji juga ulama. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.
Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara, kandung maupun tiri. Kakek Kartini, Pangeran Condronegoro, termasuk generasi awal dari kalangan orang Jawa yang telah menerima pendidikan Barat dan menguasai bahasa Belanda dengan sempurna.
Kisah Pemikiran “Habis Gelap Terbitlah Terang” Film Perjuangan Perempuan untuk Rayakan Hari Kartini 21 April 2021 Perjalanan Hidup R.A. Kartini Meskipun berasal dari keluarga terpandang dan terpelajar, namun keluarga Kartini masih memegang teguh tradisi, termasuk mengenai peran perempuan dalam keluarga dan kehidupan.
Kartini menempuh pendidikan hanya sampai usia 12 tahun di Europese Lagere School (ELS). ELS adalah sekolah dasar milik pemerintah Hindia Belanda bagi anak-anak peranakan Eropa, keturunan timur asing, atau pribumi dari kalangan bangsawan terkemuka.
Oleh sang ayah, Kartini diminta untuk tidak melanjutkan sekolah. Ia pun mulai dipingit atau tidak boleh keluar rumah sesuai kebiasaan tradisi. Selama dipingit di rumah, Kartini mulai menulis surat kepada teman-temannya yang kebanyakan berasal dari Eropa, seperti Estelle atau Stella Zeehandelaar, Jacques Henrij Abendanon, Rosa Manuela Abendanon, dan lainnya. Kelak, surat-surat Kartini tersebut dibukukan dan diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan terbitan yang kemudian dikenal dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.(Adv)
Editor: Basisa
Discussion about this post