Evrard yang sudah lebih dulu melakukan observasi menjelaskan bahwa medan Tangkelemboke sangat berat, terisolasi, dan membutuhkan waktu hingga dua hari perjalanan untuk mencapai lokasi riset. Karena itu, tim telah dipersiapkan dengan peralatan dan strategi yang matang agar mampu melaksanakan misi secara optimal.
“Kami sangat berharap bisa menemukan jenis yang baru. Di gunung itu ada jalur air yang hilang ke bawah tanah hingga ratusan meter. Sambungan jalur air itu baru terlihat di permukaan. Semoga kami bisa menemukan air itu,” jelasnya.
Evrard menyebut bahwa kondisi alam Tangkelemboke sangat menantang dan memerlukan persiapan matang, namun menyimpan potensi penemuan ilmiah yang besar.
Pelepasan tim relawan Explore the Unseen ini menandai kolaborasi internasional yang kuat dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan di Sulawesi Tenggara. Pemerintah Provinsi Sultra berharap hasil ekspedisi ini dapat memperkaya data keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya perlindungan alam.
Ekspedisi selama empat minggu ini diharapkan mampu menghasilkan temuan-temuan ilmiah baru yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan perumusan kebijakan lingkungan ke depan.
Pegunungan Tangkelemboke dengan puncak Osu Nando’oto merupakan kawasan kars yang menjadi water bank dari hulu Sungai Latoma yang mengalir ke selatan pegunungan, Sungai Lasolo yg mengalir ke Timur menuju Kabupaten Konawe Utara dan Sungai Porehu yang mengalir ke sebelah utara menuju Kolaka Utara.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
https://youtu.be/ciqbv833Niw?si=j0OuNuDF_0z81hHZ

Discussion about this post