Sementara itu logistik makanan tidak hanya dibutuhkan oleh para pengungsi namun juga oleh para petugas kesehatan dan pengamanan di lapangan. Bagi para pengungsi ibu hamil dan balita juga dibutuhkan bantuan berupa susu hamil dan susu anak. Tercatat sebanyak 72 ibu hamil dan 84 balita.
Jenis penyakit yang muncul paska bencana gempabumi di Bandung saat ini antara lain, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Alergi, Hipertensi, Myalgia, dan Kecemasan/Anxietas. Tim lapangan IDI juga menemukan di Desa Cihawuk terdapat 2 anak mengalami trauma paska bencana yang membutuhkan konseling.
Dr M. Luthfi, Ketua IDI Wilayah Jawa Barat mengungkap, saat ini IDI mengerahkan sekitar 40 tenaga medis dokter umum dan dokter spesialis serta perawat dalam penanganan korban bencana gempabumi di wilayah terdampak.
Hingga saat ini, para tenaga medis dokter dari IDI cabang Bandung dan IDI Wilayah Jawa Barat yang didampingi oleh paramedis dan perawat masih melakukan mobile clinic (pemeriksaan kesehatan keliling) di wilayah terdampak.
Selain itu, koordinasi terus dilakukan antara IDI Wilayah Jawa Barat, IDI Cabang Bandung, IDI Cabang Garut dan sekitarnya, serta Tim Tanggap Bencana dan Dinas Kesehatan setempat. Akhir pekan ini, IDI Wilayah Jawa Barat akan membawa bantuan berupa logistik makanan, susu, dan obat-obatan dari donasi seluruh anggota IDI.
Data dari BMKG menunjukkan bahwa hingga Kamis, 19 September 2024 masih terdapat gempa susulan dengan magnitudo terbesar M3.1 dan tidak berpotensi tsunami.
Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh. Adib Khumaidi mengapresiasi kesigapan IDI Cabang Bandung dan IDI cabang sekitar di Jawa Barat beserta IDI Wilayah Jawa Barat dalam penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Bandung.
Dr Adib menghimbau kepada IDI cabang seluruh Indonesia untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terkait dengan potensi bencana dan membangun kolaborasi dengan stakeholder di daerah masing-masing.
Discussion about this post