PENASULTRA.ID, JAKARTA – Sebagai langkah nyata komitmen membentuk sinergi dalam menciptakan peluang pengelolaan sumber air bersih, Indonesia kini mempersiapkan diri menjadi tuan rumah acara 10th World Water Forum yang akan berlangsung pada 18-24 Mei 2024 di Bali.
Dalam rangka menyambut 10th World Water Forum tersebut, Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC) menggelar acara diskusi panel dengan tema “Road to the 10th World Water Forum: Policy, Technology, and Investment Opportunity in Water Resources Management” pada 4 Juli 2023.
Pada kesempatan ini, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra Saleh Atmawidjaja hadir mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan bahwa air merupakan komoditas yang esensial untuk kehidupan. Oleh sebab itu perlu mendapatkan perhatian khusus, salah satunya melalui gelaran 10th World Water Forum.
“Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah 10th World Water Forum (WWF) pada 2024 mendatang menjadi sebuah kebanggaan. Karena Indonesia berkesempatan menjadi pemimpin untuk membahas isu air. Indonesia juga sudah melakukan berbagai persiapan dan promosi untuk mengajak seluruh pihak dalam masyarakat berpartisipasi dalam WWF ke-10,” katanya.
“Melalui event ini diharapkan tercapai kesepakatan yang mengedepankan perdamaian, kemandirian dan kemakmuran dalam hal ketersediaan sumber daya air. Karena kemandirian air merupakan kemandirian bangsa. Kami juga berharap WWF ke-10 di Bali pada 2024 dapat menjadi warisan Indonesia dan tolak ukur baru dalam mewujudkan komitmen dalam bidang air,” tutur Endra lagi.
Sesi diskusi panel dibuka oleh Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air dan sekaligus Ketua Bidang Registrasi, Website dan Sistem Informasi World Water Forum Firdaus Ali yang menjelaskan bahwa permasalahan air tidak hanya sebatas keterbatasan air, namun juga kelebihan pasokan air yang tidak dapat dikelola dengan baik.
“Selain itu, terdapat hambatan lain, yakni hambatan fiskal yang berkaitan dengan pendanaan. Oleh sebab itu, dibutuhkan keterlibatan pihak lain seperti pihak swasta. Hingga saat ini, Indonesia telah mengupayakan pembangunan infrastruktur dalam bidang air secara masif, salah satunya adalah pembangunan bendungan. Ditargetkan pembangunan bendungan mencapai 57-59m³ per kapita/tahun,” ujar Firdaus Ali.
Discussion about this post