PENASULTRA.ID, JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan membawa Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas dan Sanimas) sebagai salah satu best practice dalam Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024. Pernyataan ini disampaikan Diana Kusumastuti, Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, dalam konferensi pers FMB9 (Forum Merdeka Barat 9) Road to 10th World Water Forum, Selasa 23 Januari 2024, di Jakarta. “Pamsimas dan Sanimas merupakan contoh nyata pemberdayaan masyarakat dalam pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaan air bersih secara kolektif dengan dukungan penuh pemerintah pusat dalam pembangunan infrastruktur dan pendanaan,” kata Diana. “Melalui program inilah kolaborasi pusat dan daerah terbentuk untuk menyukseskan upaya pengadaan air bersih yang layak sekaligus menjawab tantangan stunting hingga ke desa-desa yang sulit dijangkau,” tambahnya. Diana memaparkan bahwa cakupan pelayanan air minum dan sanitasi yang layak dan aman di Indonesia masih terbatas dan dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain urgensi regulasi sebagai payung hukum, otonomi daerah dan upaya penerapan tarif tunggal distribusi air, perubahan iklim serta masalah pencemaran sumber air melalui pengelolaan dan pengolahan air limbah domestik dan persampahan. Untuk menjawab tantangan penyediaan air minum bersih dan sanitasi layak, menurutnya diperlukan peran aktif masyarakat untuk bersama-sama pemerintah menjaga dan merawat sumber air dari hulu hingga pemanfaatannya di hilir. “Pemberdayaan masyarakat melalui capacity building sangat diperlukan salah satunya agar masyarakat secara mandiri mampu mengolah dan mengelola air hujan (rain harvesting) hingga menjadi air baku yang siap dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari (water recycling), mengurangi dan menghentikan penggunaan air tanah untuk mencegah penurunan, serta peralihan dari penggunaan air tanah menjadi air perpipaan," beber Diana. Target 100% Air Bersih Dirjen Diana menjelaskan, Indonesia berkomitmen untuk mendorong terwujudnya pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), salah satunya yaitu mewujudkan akses air minum dan sanitasi aman serta berkelanjutan bagi semua. Sementara data menunjukkan air minum yang layak saat ini di Indonesia baru mencapai 90%. Untuk merealisasikan target tersebut, pemerintah menyelaraskan target SDGs dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Target ini mengamanatkan terwujudnya 90% akses sanitasi layak, termasuk 15% rumah tangga memiliki akses sanitasi aman, serta penurunan angka BABS (buang air besar sembarangan) hingga 0% di akhir tahun 2024. Kementerian PUPR bersama Bappenas juga menggagas Inpres Air Bersih Sementara untuk mencapai target pemasangan 10 juta sambungan rumah dengan memanfaatkan instalasi pengolahan air (IPA) yang sudah ada. Terkait WWF ke-10 Dirjen Diana mengatakan forum dunia tersebut diharapkan menjadi ajang bertukar strategi dan praktik terbaik antara Indonesia dengan negara lain sekaligus menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperbarui langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai target yang sudah dicanangkan. “Dari sini pula diharapkan lahirnya kerja sama antar-negara terkait upaya pemenuhan akses air air minum dan sanitasi,” kata Dirjen Diana, dalam konferensi pers tersebut. "Perlu juga dibahas langkah-langkah kerja sama dengan stakeholders terkait pendanaan, mengingat kapasitas anggaran APBN juga terbatas hanya 20%.” tambahnya. Diana menegaskan, bagi Indonesia, forum ini diharapkan bisa mengkoordinasikan berbagai upaya solusi nyata melalui kebijakan politik dan regional yang diprioritaskan untuk mencapai tujuan bahwa air sebagai sarana menuju kesejahteraan bersama atau water for share prosperity. Editor: Ridho Achmed Jangan lewatkan video populer: https://youtu.be/aiqvZGDfaFA?si=2JZxY2Q4NWd-9qyW
Discussion about this post