“Hanya melalui gempa bumi besar, gunung-gunung menjulang tinggi. Saya yakin ini benar, tidak hanya untuk gunung berapi, tetapi juga untuk kemanusiaan kita. Di setiap krisis, ada peluang besar,” kata Budi.
Menurutnya, negara-negara anggota G20 membahas pelajaran yang dipetik dari keberhasilan inisiatif penanggulangan medis, seperti COVAX dan akselerator ACT yang bekerja secara efisien selama pandemi dalam mengantarkan vaksin, terapi, dan diagnostik.
G20 dan mitranya, seperti GISAID, kata Budi, saat ini sedang mempertimbangkan optimalisasi pengawasan genomik dan mekanisme berbagi data tepercaya, yang memungkinkan dunia dengan cepat mengidentifikasi patogen baru yang dapat menimbulkan ancaman baru terhadap keamanan kesehatan global.
“Kami membutuhkan platform koordinasi yang lebih permanen yang dapat menangani lima inti seperti akses penanggulangan, koordinasi darurat, intelijen kolaboratif, perlindungan masyarakat dan perawatan klinis kepada pasien yang membutuhkan,” ujar Budi.
ia mengatakan, Indonesia telah berkomitmen untuk menyumbangkan USD 50 juta kepada FIF. Sebagai bagian dari mandat kepresidenan G20, Indonesia juga akan melobi organisasi dan donor untuk memastikan dana tersebut menguntungkan negara sasaran yang tepat untuk mencegah konflik kepentingan dari donor dan organisasi.
Discussion about this post