Keempat, komunitas media massa di Indonesia mesti secara bersama-sama mempertimbangkan inisiatif-inisiatif kolaborasi antar media. Kolaborasi pendistribusian dan monetisasi konten terkurasi, kolaborasi penambangan dan pengelolaan data pengguna secara integratif, serta kolaborasi untuk mengendalikan arus disinformasi dan hoaks yang meresahkan masyarakat atau memecah-belah bangsa.
Kolaborasi ini sangat penting untuk mereservasi jurnalisme berkualitas di era epidemi disinformasi, serta untuk bersama-sama membangun model bermedia yang berkelanjutan.
Kelima, pada akhirnya, komunitas pers nasional Indonesia harus kembali kepada khittah sebagai kekuatan keempat demokrasi dan ruang publik yang beradab. Untuk itu, berpegang teguh kepada jurnalisme berkualitas atau jurnalisme publik adalah mutlak harus dilakukan.
Untuk menghindari tekanan disrupsi, media massa harus bisa menghadirkan sesuatu yang sulit ditemukan publik di jagat media baru. Di jagat media baru, kebaikan dan keburukan informatif bercampur-baur, berita yang benar dan kabar bohong berkelindan sedemikian rupa.
Hal yang sulit diperoleh publik dari jagat media baru itu adalah, kebaikan yang telah dipisahkan dari keburukan, kebenaran yang telah dilepaskan dari kabar bohong. Jurnalisme berkualitas jelas menjadi solusi di sini. Media massa profesional memiliki kemampuan lebih besar untuk mewujudkannya dibandingkan dengan media baru. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa kembali kepada khittah jurnalisme berkualitas bukan hanya soal idealisme pers, tetapi juga soal bagaimana menyelamatkan diri dari gelombang disrupsi.
Demikian kesimpulan dan rekomendasi Konvensi Nasional Media Massa Hari Pers Nasional 7-9 Februari 2022. Semoga ikhtiar bersama untuk mewujudkan rekomendasi ini membawa manfaat bagi kelangsungan media nasional serta kedaulatan nasional di bidang digital.
Tim Perumus Konvensi Nasional Media Massa HPN 2022:
1. Agus Sudibyo
2. Eduard Depari
3. Kemal Effendi Gani
4. Frans Surdiasis
5. Neil Tobing
6. Wenseslaus Manggut
7. Candi Sinaga
8. Christina Chelsea
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post