<strong><a href="http://penasultra.id/" target="_blank" rel="noopener noreferrer" data-saferedirecturl="https://www.google.com/url?q=http://PENASULTRA.ID&source=gmail&ust=1616761242928000&usg=AFQjCNH9vXL9LkIXfz8r-MBlQmkXnl3sRQ">PENASULTRA.ID</a>, WAKATOBI</strong> – Keluhan warga penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) terdampak Covid-19 di Kabupaten Wakatobi terjawab sudah. Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wakatobi menjelaskan, setelah melakukan pencairan BST bulan Mei, kini Kemensos melalui Dinsos fokus mencairkan tahap dua bulan Juni. Namun pencairan BST bulan Juni Kemensos melakukan pencairan tidak sekaligus. Tetapi pencairannya berangsur-angsur dalam delapan termin. Adapun pencairan tahap dua, Kemensos hanya mencairkan kepada 7446 KK masyarakat Wakatobi. Pasalnya, setelah data penerima tahap satu sebanyak 8176 KK di verifikasi ditemukan sejumlah nama penerima yang ganda, meninggal dan sudah tidak layak menerima karena telah menjadi ASN. “Jadi sejumlah nama disebutkan pendemo itu tidak benar. Yang benar adalah semua nama yang belum dapat di termin sebelumnya, rencananya pos akan menyalurkannya langsung ke desa-desa,” kata Sekretaris Dinsos Wakatobi La Ode Kaslan dihadapan sejumlah awak media, Senin 6 Juli 2020. Kaslan mengaku, telah menjelaskan hal tersebut kepada aktivis dan mahasiswa yang mewakili masyarakat agar bersabar, karena Kemensos sedang melakukan verifikasi data penerima BST By Name By Address (BNBA) agar tidak terjadi polemik dikemudian hari. “Alhamdulillah hari ini datanya semua sudah ada. Hari ini di BRI yang masuk sudah 780 KK, BNI 191 KK, PT Pos 7446 KK,” ulas Kaslan. Ketiga badan itu, tambah Kasman telah dipercayakan Kemensos akan menuntaskan pencairan BST untuk semua penerima. Adapun keterlambatan pencairan via pos beberapa waktu lalu disebabkan datanya dikirim melalui transportasi laut. “Saya berharap, dengan penuntasan penyaluran BST tidak ada polemik lagi ditengah masyarakat soal BST,” harapnya. Sebelumnya, sejumlah aktivis dan mahasiswa melakukan demonstrasi mewakili masyarakat menyoroti keluhan warga soal penyaluran BST yang dinilai tidak transparan, sehingga mengakibatkan Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Emen La Huda mengalami luka parah di wajahnya. <strong>Penulis: Deni La Ode Bono</strong> <strong>Editor: Basisa</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ZLbfS9Vu0qw
Discussion about this post