<span style="font-size: 17px;"><strong>PENASULTRA.ID, KENDARI </strong>- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan memiliki beberapa program dan terobosan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra).</span> <span style="font-size: 17px;">Hal itu diungkapkan Hasto dalam rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Sultra disalah satu hotel di Kendari, Senin 31 Oktober 2022.</span> <span style="font-size: 17px;">Menurutnya, program dan terobosan tersebut yakni </span><span style="font-size: 17px;">pembentukan tim pendamping keluarga, satgas stunting, tim audit kasus stunting serta kerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) terkait konsepsi sebelum pernikahan (</span><span style="font-size: 17px;">pemeriksaan kesehatan atau konseling bagi calon pengantin sebelum dinikahkan).</span> <span style="font-size: 17px;">Untuk di Sultra, pembentukan tim </span><span style="font-size: 17px;">pendamping keluarga </span><span style="font-size: 17px;">melibatkan bidan dan nakes, kader tim Penggerak PKK dan keluarga berencana (KB) di seluruh kabupaten kota berjumlah 7791 orang.</span> <span style="font-size: 17px;">"Kalau s</span><span style="font-size: 17px;">atgas stunting ada yang melibatkan PNS dan non PNS. Sedangkan tim audit kasus stunting dibentuk untuk mencari solusinya. Terakhir ini penting, kalau bisa jangan dinikahkan sebelum diperiksa," kata Hasto.</span> <span style="font-size: 17px;">Sementara itu, Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas mengatakan, sesuai data S</span><span style="font-size: 17px;">urvei Status Gizi Indonesia (</span><span style="font-size: 17px;">SSGI) </span><span style="font-size: 17px;">2021, Sultra merupakan satu dari 12 provinsi dengan prevalensi angka stunting tertinggi di Indonesia. </span> <span style="font-size: 17px;">Sultra menempati urutan ke lima secara nasional dengan kasus stunting sebesar 30,2 persen. </span> <span style="font-size: 17px;">Jika dilihat data per kabupaten kota, kasus tertinggi berada di Kabupaten Buton Selatan (Busel) sebesar 45,2 persen atau hampir setengah dari balita yang ada terindikasi stunting.</span> <span style="font-size: 17px;">Sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), namun masih masih sebesar 23 persen. </span> <span style="font-size: 17px;">"Target kita jelas. Target nasional menjadi 14 persen pada 2024 dan untuk Sultra target penurunan stunting sebesar 16,79 persen. Jadi kita masih perlu kerja sungguh-sungguh, kolaboratif dan melibatkan semua unsur," ujar Lukman.</span> <span style="font-size: 17px;">Ketua TPPS Sultra ini meminta kepada para bupati ataupun walikota untuk memastikan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas di daerahnya.</span> <span style="font-size: 17px;">Didukung dengan data yang akurat, jangan sampai data balita stunting masih menjadi polemik, data harus bisa diakses untuk memastikan sasaran stunting dapat di intervensi dengan baik. </span> <span style="font-size: 17px;">"Terpenting dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting, harus disadari bersama bahwa dinas-dinas atau badan-badan yang telah ditunjuk dapat melaksanakan peran dan fungsinya," Lukman memungkas. </span> <strong><span style="font-size: 17px;">Penulis: Yeni Marinda</span></strong><!--/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_221031_173933_292.sdocx--> <strong><span style="font-size: 17px;">Jangan lewatkan video populer:</span></strong> https://www.youtube.com/watch?v=JB5EjkTQTpk
Discussion about this post