Hugua juga mengutip pandangan Sigmund Freud yang menyatakan bahwa 90 persen keputusan manusia dipengaruhi oleh alam bawah sadar, sementara hanya 10 persen oleh logika sadar. Karena itu, pembentukan karakter dan emosional sejak dini, mulai dari masa kandungan hingga usia 10 tahun, sangat menentukan kualitas seseorang di masa depan.
Dalam konteks menuju Indonesia Emas 2045, Hugua menyebut generasi emas adalah generasi yang berkualitas, kompeten, dan mampu menjadi juara.
“Juara adalah hasil seleksi dari kolaborasi dan kompetisi. Mahasiswa harus bisa berkolaborasi dengan dosen, teman sebaya, dan civitas akademika, namun juga mampu berkompetisi untuk menjadi juara di bidang masing-masing,” katanya.
Selain membahas generasi emas, Hugua juga menyinggung visi nasional yang dibawa Presiden Prabowo Subianto melalui Asta Cita. Menurutnya, visi tersebut diturunkan ke dalam visi pembangunan Sultra yang dirangkum dalam Tri Cita ASR-Hugua, yakni: Terwujudnya Sulawesi Tenggara maju menuju masyarakat aman, sejahtera, dan religius.
Hugua memaparkan, empat pilar utama pembangunan Sultra adalah sektor pendidikan, kesehatan, agromaritim, dan infrastruktur. Sementara itu, tiga sektor ekonomi unggulan yang menjadi fokus adalah hilirisasi industri pertanian dalam arti luas, hilirisasi industri berbasis masyarakat, serta hilirisasi pariwisata.
“Inilah arah pembangunan Sultra ke depan, yang kita harapkan mampu mengangkat daya saing daerah dalam pertumbuhan ekonomi global,” jelasnya.
Olehnya itu, Hugua berpesan kepada mahasiswa baru IAIN Kendari agar mempersiapkan diri menjadi generasi emas 2045 dengan visi, keterampilan, perilaku, dan karakter juara.
“Saya berharap adik-adik mahasiswa IAIN Kendari menjadi orang-orang hebat di tahun 2045. Jadilah generasi emas yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berkarakter, berdaya saing, dan membawa kebaikan bagi bangsa,” pungkasnya.
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post