Selain itu, tertarik dengan produk eco-friendly (22%), lingkungan menerapkannya (14%), terpapar berita lingkungan (11%), hingga terinspirasi influencer (6%) menjadi alasan generasi muda tertarik untuk menerapkan zero waste.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Head of Research Jakpat, Aska Primardi menilai bahwa mayoritas generasi muda sebenarnya sudah sadar tentang pentingnya isu zero waste ini. Sayangnya, hanya sebagian kecil dari mereka yang sudah menerapkan aktivitas ini.
Belajar dari sekelompok generasi muda yang sudah menerapkannya, terlihat bahwa salah satu alasan populernya adalah tren dari lingkungan sekitar yang sudah menerapkannya, dan juga inisiatif mengikuti apa yang dilakukan oleh teman.
“Oleh karena itu, gerakan ini sejatinya tidak cukup hanya dengan menyebarkan informasi tentang pentingnya zero waste, tetapi harus diikuti juga dengan adanya program dari pihak terkait untuk memfasilitasi aktivitas zero waste mereka, ataupun yang paling ekstrem adalah hukuman/denda jika mereka tidak bisa melakukan hal ini,” jelas Aska.
Penerapan Zero Waste Movement
Menggunakan tote bag saat berbelanja (55%), lalu menggunakan tumbler (55%), dan mengurangi penggunaan plastik (54%), menjadi tiga teratas sebagai bentuk dari implementasi zero waste yang mereka lakukan. Selain itu, penerapannya juga melingkupi berbelanja sesuai kebutuhan saja (49%), menggunakan tempat makan sendiri saat membeli makanan (46%), hingga penggunaan produk eco-friendly (15%).
Discussion about this post