“Mudah-mudahan besok (hari Selasa) pagi, saya sudah memulai lagi perjalanan. Telapak kaki saya sudah mulai membaik tapi masih sakit bila dijejakkan,” aku Komar.
Masalah telapak kaki ini memang sepertinya tidak terantisipasi sebelumnya oleh Bang Komar maupun timnya. Penyintas stroke ini hanya fokus pada medical check up seperti tensi, jantung, dan lain-lain.
“Akibatnya banyak kesalahan terjadi dari mulai cara berjalan, waktu berjalan sampai tidak mengetahui harus menggunakan minyak komando (minyak kelapa dicampur bawang merah yang ditumbuk) untuk mencegah lecet, akibat ketidaktahuan itu maka terjadilah masalah di kaki, khususnya telapak kaki,” ucap Komar menjelaskan.
“Sungguh banyak hikmah dari perjalanan ini,” tutup Komar yang kemudian tertidur lelap.
Di hari ke-12, perjalanan kaki Komar sukses menembus sejauh 30 kilometer dari Desa Karanganyar, Kabupaten Banyumas dan tiba pukul 22.20 di Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
“Alhamdulillah, setelah istirahat dua hari kemarin di Banyumas, hari ini saya berhasil menempuh perjalanan sejauh 30 kilometer dari Karanganyar hingga Majenang,” kata Komar sumringah di teras Hotel Homira, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (16/8).
Tetapi perjalanan di hari berikutnya (hari ke-13) penyintas Komaruddin Rachmat mengalami kecelakaan ringan, yaitu terserempet sepeda motor. Perjalanan hari ke-13 atau tepat pada tanggal 17 Agustus 2023 hanya ditempuh sejauh tujuh kilometer saja.
“Saya terjatuh akibat terserempet sepeda motor, betis bagian kanan saya bengkak, bagian pergelangan tangan kanan saya juga memar dan sakit sekali,” ucap Komar lirih.
“Saya dibawa ke IGD rumah sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Raffa dan sudah pula di-rontgen. Alhamdulillah tidak ada yang cedera berat seperti patah tulang misalnya, saya telah pula disuntik obat penghilang rasa nyeri dan diberi obat harian, yaitu Mefinal dan vitamin tulang,” sambung Komar.
Karena bertepatan dengan hari kemerdekaan, Komar mengenakan pakaian tentara pejuang 1945, tak lupa diiringi mobil ambulans yang terus memutar lagu-lagu perjuangan.
“Ke depan adalah peristiwa gaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi meski sedetik sekalipun,” tambah Bang Komar.
Hari ke-14, kondisi kaki Komar terlihat telah membaik, betis yang tadinya tidak bisa digerakkan sekarang mampu bergerak kembali.
Discussion about this post