<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Peralihan siaran TV analog ke TV digital kini menjadi sebuah keniscayaan. Setidaknya, saat ini ada 87 juta anak di Indonesia yang menonton televisi. Lama menonton televisi rata-rata masyarakat Indonesia 5 jam hingga 18 jam. Demikian diungkapkan anggota Kelompok Kerja (Pokja) Komunikasi Publik Gugus Tugas Migrasi TV Digital, Apni Jaya Putra. Melihat pola hubungan televisi dengan anak-anak di atas, siaran TV digital hadir membawa beragam fitur agar bisa dimanfaatkan dalam menjaga anak terpapar tayangan tak pantas. Disisi lain, siaran TV digital juga akan terasa ramah bagi anak-anak karena bakal dilengkapi dengan fitur kontrol orang tua. Dengan demikian, migrasi TV analog ke TV digital punya keuntungan yang baik bagi anak-anak. Orang tua juga tidak perlu khawatir lagi meninggalkan anak-anak yang menonton televisi. Orang tua bisa memanfaatkan electronic program guidance (EPG). “Di mana penonton bisa melihat jadwal acara atau sinopsis suatu film yang tampilkan suatu stasiun televisi,” terang Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia sebagaimana dilansir dari laman Antara belum lama ini. Dengan adanya Software Parental lock, kata Geryantika, orang tua bisa mengontrol dan mengatur penggunaan televisi, internet, hingga komputer bagi anak-anak. Fitur ini untuk mengunci tayangan yang dianggap tidak layak tonton. "Siaran digital ramah anak karena ada (fitur) parental lock. Orang tua bisa menggunakan parental lock. Jadi orang tua lihat dulu EPG dan lihat apakah acara televisi cocok atau tidak dengan anak. Kalau dirasa tidak cocok tinggal di-lock," jelasnya. Geryantika mengatakan TV digital tidak ada bedanya dengan TV yang ada di rumah saat ini. Masih menggunakan antena yang sama dan tidak perlu beli TV baru. Dia menegaskan, layanan TV digital pun gratis atau tidak berbayar. "Bedanya hanya set top box (STB) yang harganya hanya Rp200 ribu hingga Rp350 ribu yang bisa didapatkan dengan mudah di marketplace hingga toko elektronik," ujar Geryantika. Fitur kontrol orang tua ini, lanjut Geryantika, mengizinkan orang tua mengatur program siaran apa saja yang bisa ditonton anak. Ketika orang tua merasa sebuah program siaran tidak sesuai dengan usia anak, dia bisa menguncinya anak tidak bisa menonton. Fitur ramah anak ini hanya salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh siaran televisi terestrial digital. Siaran TV digital juga menjanjikan fitur yang selama ini hanya bisa dinikmati di televisi berlangganan, yaitu jadwal program pada stasiun televisi dan sinopsis cerita jika ada. Hal senada juga dikatakan Komisioner Bidang Kelembagaan KPI Pusat, Hardly Stefano Fenelon Pariela. Kata dia, fitur parental lock sangat membantu. Apalagi durasi menonton televisi anak-anak cukup tinggi. Bahkan meninggi semenjak adanya pandemi. Menurut Hardly, fitur parental lock dan EPG bisa membantu orang tua memilah dan memilih tayangan. “Artinya, hadirnya TV digital dalam rumah-rumah benar-benar bisa ramah anak,” pungkasnya. Diketahui, proses peralihan dari siaran TV analog ke siaran TV digital sudah dimulai. Pada saat 2 November 2022, siaran TV analog dipastikan bakal dihentikan sepenuhnya. Saat ini dengan adanya simulcast, masyarakat sudah bisa menikmati sajian di TV digital yang bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://www.youtube.com/watch?v=i8-HMYOLJuU
Discussion about this post