<strong>PENASULTRA.ID, JAKARTA</strong> - Ketua Presidium Nasional Relawan Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja), I Ketut Guna Artha menaruh harapan besar kepada Ganjar Pranowo jika dipercaya rakyat terpilih di pilpres 2024 agar merealisasikan lebih konkrit Keppres No 21 tahun 2021 tentang Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional yang ditandatangani Presiden Joko Widodo. Hal tersebut diungkapkan Guna Artha karena melihat begitu besarnya potensi ekonomi kreatif di Indonesia. Menurut pria yang karib disapa Igat itu, Indonesia tidak kurang memiliki anak-anak muda bertalenta di bidang musik bahkan tercatat sebagai salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar di dunia. "Tentu itu adalah ceruk pasar yang besar untuk monetisasi karya-karya digital," ungkap Igat dalam keterangannya, Rabu 30 Agustus 2023. Jangkar Baja menginisiasi acara Bedah Musik Lagu dan Musik Perform di sekretariat Rumah Aspirasi, Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Ganjar Pranowo, Jl Diponegoro 72, Menteng, Jakarta Pusat. Minggu 27 Agustus 2023. Acara yang dikemas dalam Sunday Music Indie ini juga menampilkan, DJ Rangga, Messhita Putri, Glory, Intisore, Michael Felisianus, Dakara, Troops of Brutallity dan Brother Potlot, hingga pukul 23:35 waktu setempat. Dalam kesempatan tersebut, hadir juga sejumlah musisi, eks anggota band papan atas Indonesia di antaranya, Wahyu Cahyono (Owno), Budhy Haryono (ex Drumer GIGI, Krakatau Band), dan Reynold Affandi (ex Gitaris Slank). Igat menyampaikan, konsep acara tersebut berangkat dari disrupsi teknologi yang telah mengubah cara pandang dan perilaku manusia atas lompatan teknologi, khususnya dalam industri seni musik. "Saat ini untuk menghasilkan karya lagu telah tersedia software yang memudahkan untuk melakukan aransemen lagu dan rekaman tanpa harus dengan pemain band secara live. Bahkan bisa memainkan sebuah lagu dalam waktu bersamaan oleh pemain alat musik dari berbagai belahan dunia termasuk konser live streaming," kata Igat. Igat menerangkan, digitalisasi musik kini telah banyak melahirkan karya-karya musik yang tidak lagi melalui perangkat compact disk karena tersedia berbagai platform musik digital yang dapat diakses dan diunduh dengan mudah melalui gawai (handphone). "Dengan bantuan artifisial intelijen (AI), kita dapat menulis lagu hanya dengan menulis tema yang kita kehendaki," ujarnya. Bahkan menurut Igat, teknologi AI juga dapat memanipulasi suara orang sebagai penyanyi, seperti beberapa lagu yang sedang viral di medsos. "Seperti beberapa lagu yang seolah-olah dinyanyikan oleh Presiden Jokowi, padahal dibuat dengan teknologi Artificial Intelligence atau AI," imbuhnya. Namun Igat mengingatkan, disrupsi teknologi tak akan mampu menggantikan emosi/perasaan manusia dalam berkreatifitas untuk memproduksi ide-ide. "Perkembangan teknologi digital juga mendorong kreatifitas dalam videografi baik untuk kepentingan personal branding maupun promosi produk. Pemilihan lagu sebagai back song dapat memperkuat pencitraan visual tersebut. Sehingga bukan mustahil sebuah lagu menjadi viral bukan karena penyanyi/grup bandnya terkenal atau bukan karena kualitas komposisi musiknya atau kekuatan liriknya namun karena lagu tersebut mampu mengajak audiens tergerak untuk merepost, memberi like dan share (membagikan)," kata igat. Selain itu, mempertegas apa yang disampaikan Igat, Wahyu Cahyono (Owno) juga menyampaikan bahwa Indonesia sangat kaya dengan keragaman musik etnik. Perpaduan berbagai genre musik dengan musik tradisional akan menghasilkan karya musik yang berkarakter keindonesiaan sehingga dapat menguatkan nasionalisme dan kebanggaan nasional. "Karena lagu memiliki kekuatan lirik dan komposisi musik maka diharapkan dapat menggerakkan kesadaran dalam membangun optimisme untuk Gerak Cepat Indonesia Maju di bulan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 tahun sehingga anak muda makin kuat kecintaannya pada tanah air," kata Owno. Sementara itu, Budhy Haryono (ex Drumer GIGI dan Krakatau Band) menyampaikan kalau tujuan dari gelaran bedah lagu ini adalah untuk memberikan pesan kepada generasi z dan milenial melalui pendekatan seni budaya. "Sehingga bukan hanya kami mengajak memberikan hiburan tapi juga sisi edukasi dan sharing bersama musisi Indonesia," ujar Budhy. Untuk pertama kalinya lagu-lagu karya Igat Owno dimainkan full band dan secara live hanya dengan 3 jam latihan untuk 6 lagu, yakni Indonesia Bersyukur, Bersama Rambut Putih, Kendalikan Bencimu, Dia Dinanti, Selalu Dihati Untuk Dinanti dan Getih Getah. Olehnya itu, rasa terima kasih tak terhingga disampaikan Igat karena berkesempatan tampil pada Panggung Mas Ganjar yang didukung oleh Rumah Aspirasi. "Dan secara khusus berterimakasih telah dihadiri oleh Mas Zaini Makarim Supriyatno (Jeni) adik Mba Atikoh Ganjar Pranowo," tutup Igat memungkasi. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/ytKn4zakz7Y?si=qClDpLr9rd1hRTCY
Discussion about this post