“Direktorat ini tidak boleh dianggap sebelah mata. Aparat yang menangani harus memiliki hati dan keahlian khusus,” ujar Rahayu.
Romo Chrisanctus Paschalis Satumus, Ketua Harian Jarnas Anti TPPO turut pula menambahkan bahwa Batam menjadi kota sentral bagi sindikat TPPO sebagai transit pekerja migran ke luar negeri.
Ia mengungkap keberadaan jaringan mafia yang bekerja secara sistematis, bahkan melibatkan oknum aparat.
“Modusnya beragam, mulai dari pekerjaan rumah tangga hingga eksploitasi seksual,” tegasnya.
Pertemuan ini mendapat sambutan positif dari Wamen PPPA dan lembaga terkait. Brigjen (Pol) Desy Andriani berkomitmen meneruskan informasi yang disampaikan Jarnas Anti TPPO ke pimpinan Polri.
Discussion about this post