Studi terbaru tahun 2001-2023 ini, menunjukkan bahwa rumput laut memberi manfaat bagi umat manusia dengan menyerap 173 juta metrik ton per tahun. Rata-rata kilometer persegi rumput laut dapat menyerap lebih dari seribu metrik ton karbon dioksida.
Dilansir dari situs resmi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) bahwa rumput laut, seperti tanaman darat lainnya, menggunakan fotosintesis untuk mengubah karbon dioksida menjadi biomassa rumput laut. Proses ini dikenal sebagai penyerapan karbon.
Sebagai dasar program Anies kedepan, bahwa rumput laut tumbuh sangat cepat sehingga menyedot karbon dioksida lebih cepat juga. Para ilmuwan telah menilai potensi penyerapan karbon rumput laut selama beberapa dekade terakhir sangat efektif untuk mencegah pendidihan bumi.
Hasil penelitian yang ditulis Erlania pada 2013 lalu, budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Teluk Gerupuk, Nusa Tenggara Barat tahun 2012 menunjukkan, laju serapan karbon oleh rumput laut Kappaphycus alvarezii yang dibudidayakan dengan sistem tali panjang (long line) sebesar 75,79 ton CO₂/ha/tahun.
Begitu juga Rumput laut jenis Gracilaria gigas dan Laminaria sp juga memiliki kemampuan relatif tinggi dalam menyerap karbon, yaitu 220,22 ton dan 118,73 ton CO₂/ha/tahun. Ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan padang lamun dan ekosistem mangrove yang hanya 18,70 ton dan 8,14 ton CO₂/ha/tahun.
Berita TrobosAqua.com 2023 ini, juga menurunkan headline rumput laut sebagai komoditas yang menguntungkan secara ekonomis dan ekologis. Rumput laut merupakan komoditas akuakultur yang paling aman secara ekologis. Rumput laut menyerap karbondioksida (CO₂) dan mengubahnya menjadi senyawa organik penting. Rumput laut tidak menghasilkan limbah karena sejak budidaya tidak manfaatkan pemupukan dan pakan. Hasil panen rumput laut juga tidak menghasilkan limbah karena dapat dimanfaatkan seluruhnya.
Sebagaimana tumbuhan di darat, rumput laut berfotosintesis dengan mengonsumsi karbondioksida untuk menghasilkan senyawa organik, seperti karbohidrat, protein, dan lain-lain. Rumput laut mempunyai kemampuan menyerap karbon sangat potensial. Secara garis besar, solusi ini sebenarnya sederhana: meningkatkan budidaya rumput laut untuk menangkap karbon dioksida dan mencegah perubahan iklim (pemanasan Global) atau pendidihan bumi.
Karena itu, Anies memuat program ini dalam visi dan misinya untuk Indonesia dan dunia kedepannya. Secara praktis, rumput laut memiliki kemampuan untuk hilangkan (menghisap) karbon dari atmosfer. Belum ada teknologi tinggi yang efektif menghisap Karbon, selain dari rumput laut.(***)
Penulis: Fourbes Indonesia, sebuah lembaga kajian, riset dan kebijakan publik. Menulis langsung dari Kantor Fourbes Fatmawati Cipete Raya, Jaksel
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post