“Indikasinya gampang saja, kalau terjadi demotivasi, penurunan kerja, itu patut dicurigai, Ini semuanya bergiat bekerja,” tegasnya.
Sementara itu, pengamat politik Ujang Komaruddin menyatakan hampir pasti mustahil menteri dari kalangan profesional akan mundur dari kabinet. Pasalnya, menteri dari kalangan profesional ini cenderung memiliki loyalitas yang tinggi karena dipilih langsung oleh presiden.
“Sri Mulyani tidak akan mungkin mundur, kenapa? Dia itu menteri dari profesional, menteri kalangan profesional itu langsung dipilih oleh Jokowi, oleh presiden. Dalam konteks itu loyalitasnya tinggi kepada presiden. Kecuali memang Basuki Hadimuljono, dia punya kartu anggota PDIP, dia kalau ditarik mundur oleh partainya baru dia mundur,” ungkap Ujang.
“Tetapi saya melihat keduanya pun tidak akan mundur karena buat apa mundur? Waktunya juga mau selesai di Oktober 2024. Justru kalau mundur menandakan menteri-menteri itu lepas tanggung jawab dan bukan kesalahan Jokowi. kalau pun misalkan Basuki Hadimuljono mundur, kan tinggal diganti saja oleh yang lain, selesai,” imbuhnya.
Ujang mengatakan bahwa isu tersebut hanya sekedar kabar angin belaka. Apalagi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya sudah menyatakan, menteri dari PDIP tidak akan mundur dari kabinet dan akan mengawasi jalannya pemerintahan lewat Kabinet Indonesia Maju.
Dalam kontestasi politik, kata Ujang tidak ada yang murni netral. Para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diharuskan netral pun ia yakini di belakang layar tidak akan netral.
“Hampir 99 persen (ASN) tidak akan netral, tidak netral itu di belakang layar, tapi di depan seolah-olah netral. Jokowi sebagai seorang individu, secara pribadi dia adalah ayahnya Gibran. Tentunya ya akan memenangkan Gibran, memenangkan paslon nomor 2, pasti itu secara psikologis seperti itu,” kata Ujang.
“Tetapi sebagai presiden harus netral. Di situlah dibutuhkan jiwa kenegarawanan dari seorang Jokowi. Soal netral atau tidak (Jokowi) kita tunggu saja di lapangan nanti seperti apa,” pungkasnya.
Sumber: voaindonesia
Editor: Ridho Achmed
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post