Menurutnya, alasan dirinya menggeluti bisnis pakaian bekas sejak 2009 ini karena dinilai memiliki modal kecil dan cukup menjanjikan.
“Saya juga mengetahui teori bisnis dari keluarganya yang juga bekerja sebagai pedagang. Awalnya saya menjual diluar kota, lalu menetap di pasar Lawata,” beber Sidik.
Sementara itu, salah seorang pembeli pakaian bekas, Ati mengaku, pakaian bekas tak kalah keren, sebab tak sedikit yang bermerek impor. Apalagi didapatkan dengan harga yang sangat murah.
“Seperti kemeja, levis, dan masih banyak model pakaian cakar lainnya. Yang hampir semuanya bermerek luar negeri,” ungkapnya.
Discussion about this post