<strong>PENASULTRAID, KENDARI</strong> - Kaderisasi merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke masa depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Demikian sepenggal pemikiran dari Rian Rinaldi, Wakil Ketua 1 (Ketua Kaderisasi) PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Tenggara (Sultra). Menurut Rian, kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dan mutlak diperlukan dalam membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Kaderisasi, kata dia, berfungsi untuk mempersiapkan calon-calon (embrio atau regenerasi) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. PMII sendiri adalah organisasi kaderisasi. Ketika proses dan hasil kaderisasi sudah mandek, maka tamatlah organisasi yang didirikan oleh 13 pendiri PMII dan ketua pertama Almaghfurlah Mahbub Djunaidi ini. "Organisasi kita adalah kaderisasi. Kaderisasi memastikan bagaimana organisasi itu berjalan sebagaimana mestinya; setiap masa ada pemimpinnya, setiap pemimpin ada masanya," tegas dalam keterangannya, Sabtu 8 Februari 2025. Pada kesempatan ini juga Rian mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PB PMII M. Shofiyulloh Cokro dan Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII Acep Jamaludin yang hadir langsung dalam agenda pelantikan PKC PMII Sultra dan road show di beberapa cabang di Sulawesi Tenggara. Diketahui, selain agenda pelantikan PKC PMII Sultra, M. Shofiyulloh Cokro dan Acep Jamaludin juga akan mengadakan pelantikan PC PMII Kota Kendari, PC PMII Muna, PC PMII Kota Baubau serta membuka kegiatan Pelatihan Kader Lanjut (PKL) yang dilaksanakan oleh PC PMII Konawe. "Saya berdiskusi dengan sahabat Acep Jamaludin selaku Ketua Kaderisasi Nasional PB PMII bahwa di Era Baru PB PMII Khidmat 2024-2027 akan mengintegrasikan kaderisasi berbasis leadership, character building, capacity building, serta kaderisasi struktural building dari tingkat rayon hingga PB," papar Rian. Hal senada juga diungkapkan Acep Jamaludin. Asep menekankan perlunya penguatan penanaman nilai dasar Islam Aswajah yang inklusif dan toleran, membangun kapasitas kader, pengembangan sistem kaderisasi, mendorong keterlibatan kader dalam gerakan sosial dan advokasi berbasis masyarakat serta tranformasi digital. "Ini sangat berbanding lurus dengan tagline PKC PMII Sultra sebagai PMII Sultra yang Digdaya, Digitalisasi, Inovatif dan Berbudaya. Bahwa anggota maupun kader PMII harus mampu memanfaatkan era digitalisasi, harus inovatif memberikan inovasi-inovasi dengan mengesampingkan budaya kita khususnya sebagai anggota dan kader PMII Sulawesi Tenggara," pungkasnya. <strong>Editor: Ridho Achmed</strong> <strong>Jangan lewatkan video populer:</strong> https://youtu.be/eQBpzfsMuyU?si=2gdwHdmAtZWsVxyQ
Discussion about this post