PENASULTRA.ID, JAKARTA - Indonesian Fashion Chamber (IFC) atau asosiasi fashion designer dan pengusaha mode Indonesia kembali mengadakan Jakarta Fashion Tren (JFT) pada 25-26 Januari 2024 di Jakarta. Acara mode yang menjadi arah prediksi tren tahunan dengan tema Cyber-Xotic ini diikuti oleh 51 designer di Indonesia. Termasuk Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada perhelatan kali ini, Sultra menampilkan tenun-tenun premium unggulan hasil dari usaha mikro kecil menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia (BI) dari tiga kabupaten. Ketiganya yakni dari Desa Pajam Kabupaten Wakatobi, Masalili Kabupaten Muna dan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Dua desainer ternama Sultra, Julie Kaimuddin dan Tia Hidayat berhasil memukau panggung Jakarta Fashion Trend dengan menampilkan 12 Koleksi Wastra Sultra. Julie Kaimuddin mengusung tema Orimono Holo Sultra dengan dominasi aksen bercahaya melalui penggunaan logam cair pada karyanya. Sementara Tia Hidayat mengusung konsep Secure Sultra (Securetra) dengan warna-warna seperti electric blue dan neon orange sesuai dengan tema Cyber-xotic yakni konsep busana modern pada dunia digital serta mendorong inklusivitas karya. Melalui konsep cyber-xotic diharapkan Wastra Indonesia terutama wastra Sultra dapat mengikuti perkembangan jaman dan menjadi tren kedepan serta ready to wear fashion yang siap untuk menembus pasar global. Manager Fungsi Pengembangan UMKM BI Sultra, Rahayu mengatakan, pihaknya akan terus berkomitmen mempromosikan wastra Sultra dalam berbagai event domestik dan internasional, salah satunya melalui keikutsertaan pada berbagai kegiatan fashion show. Sebelumnya wastra Sultra yang dihasilkan UMKM binaan BI sudah ditampilkan pada berbagai kegiatan, seperti Muslim Fashion Festival (Muffest), Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan tampil di Moscow Rusia bekerjasama dengan desainer Ferry Sunarto. "Selain pengenalan wastra Sultra, keikutsertaan BI Sultra pada Jakarta Fashion Trend juga merupakan bentuk dukungan pembangunan ekonomi kreatif," kata Rahayu, Jumat 26 Januari 2024. Ia berharap, kedepan wastra Sultra dapat terus berkembang sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi pada masyarakat Sultra. Salah satunya melalui pengakuan hak Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) yang telah diperoleh oleh tenun Wakatobi pada motif Pajam dan satu motif Lariangi. Maka dibutuhkan peran aktif para stakeholders di daerah untuk mengembangkan kapasitas produksi dan pembiayaan sehingga penguatan sisi hulu Wastra Sultra dapat berjalan beriringan dengan penguatan hilir produksi. "Sebagaimana yang terus dilakukan BI Sultra pada pengembangan klaster tenun Pajam Wakatobi, klaster tenun Mawasangka Buton Tengah dan klaster tenun Masalili serta klaster tenun Sula'a Baubau," beber Rahayu. Penulis: Yeni Marinda Jangan lewatkan video populer: https://youtu.be/bMKUIf8AzTk?si=m3dnLQ4y_g7a6bSl
Discussion about this post