Inilah sesungguhnya yang menyebabkan masyarakat kita sakit, yakni tersebab lemahnya iman sehingga mengganggu kesehatan mental.
Akibat krisis iman juga membuat seseorang lemah dalam beribadah. Daya pikir lemah karena atmosfer kehidupan yang serba materialistis dan kapitalistik menjadikan seseorang lebih memilih jalan instan ketimbang susah payah mencari jalan keluar dari masalah.
Tidak hanya itu, tren bunuh diri juga dipengaruhi faktor lainnya. Ideologi kapitalisme memandang kehidupan berjalan dengan visi hidup materialistis. Standar kebahagiaan diukur dengan materi semata. Kemuliaan dan kemapanan hidup juga dinilai dengan segala sesuatu yang bersifat fisik, seperti jabatan, harta, kedudukan, dan kemewahan.
Tak hanya itu, pandangan ini mendorong seseorang selain untuk mencapai segala sesuatu yang bersifat materi, juga dengan segala cara, tidak peduli halal atau haram. Inilah bukti nyata kegagalan sistem yang ada ditengah-tengah kita, yaitu kapitalisme.
Pun banyak masyarakat tidak lagi segan mencari pinjaman uang, padahal hanya demi memenuhi gaya hidup. Tidak sedikit dari mereka yang rela memaksakan diri untuk menjalani kehidupan yang tidak sepadan dengan pemasukan finansialnya.
Hal ini berupa gaya hidup hedonistik dan permisif yang dijajakan ideologi kapitalisme dengan tujuan terlihat wah dan berbangga-bangga dengan harta, semisal perilaku flexing yang belakangan ini merajalela di kehidupan masyarakat.
Demikian halnya, banyak yang rela terlibat pinjol dan judol demi memenuhi tuntutan ekonomi dan kebutuhan hidup yang makin tinggi. Sayangnya, pada saat yang sama, negara tidak memberikan jaminan agar rakyat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. Misalnya lapangan kerja.
Di sisi lain, kebijakan penguasa yang tidak pro rakyat kerap muncul kendati rakyat tengah dalam impitan ekonomi, seperti harga pangan mahal, subsidi dicabut, tarif pajak naik, biaya pendidikan mahal, iuran kesehatan dengan layanan alakadarnya, dan masih banyak kebijakan lain yang kontradiktif dengan kondisi rakyat yang sedang susah.
Semua itu punya andil atas maraknya tren bunuh diri. Data yang ada baru kasus yang terlaporkan, bagaimana dengan yang tidak terlapor atau tercatat? Tak menutup kemungkinan jumlahnya lebih banyak lagi.
Fenomena ini juga menunjukkan minimnya sistem pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu juga menunjukkan kurangnya negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat.
Discussion about this post