“Karangasem World Music Festival 2019 menjadi satu rangkaian utuh dengan program acara lain yang memunculkan dimensi baru pariwisata di Karangasem,” ujarnya.
Diskominfo Sultra Gelar Bimtek Pengelolaan Website Terintegrasi Lingkup Pemprov https://t.co/YzSEZXbCxe
— Penasultra.id (@penasultra_id) August 5, 2021
Program ini telah dijalankan sejak 2016 sampai 2018 dan tercatat berhasil membawa Karangasem untuk dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mencapai hampir 200 persen. Karenanya, Karangasem akan terus mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru yang relevan dengan dinamika zaman, dalam mengembangkan destinasi dengan mengajak para pemangku kepentingan yang lain.
Panitia Karangasem World Music Festival 2019 Ida Bagus Agung Gunarthawa menyatakan, Karangasem World Music Festival dikemas untuk menjembatani persaudaraan dan keragaman lewat musik, dengan asosiasi memadukan irama Segara-Gunung. Dengan mengedepankan semangat tersebut, diharapkan terbangun solidaritas dan apresiasi yang akan membawa pada kehidupan yang lebih baik.
“Dalam upaya menjaga harmoni ruang musikal tubuh dengan alam semesta raya, dalam peradaban Bali mengenal momentum khusus yang dikenal dengan Hari Raya Tumpek Krulut. Momentum istimewa ini diperingati setiap 210 hari sekali. Menurut kalender solar-lunar system, fenomena itu terjadi manakala penanggalan Bali menunjuk hari Saniscara atau Sabtu Kliwon dalam wuku Krulut atau pekan ke-17. Wujud prosesionalnya berupa pemuliaan terhadap instrumen musik Bali tradisional yang dinamakan gamelan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, gamelan sebagai orkestra Bali tidaklah semata-mata menghamparkan rasa religius-spiritual. Dalam konteks sosio-politik, gamelan juga menjadi sedemikian jelas dan jernih mengetengahkan demokrasi.
“Semua instrumen diberi hak mengeluarkan nada dan suaranya masing-masing. Namun, semua akhirnya dibingkai dalam satu payung bernama irama, sehingga terciptalah komposisi yang indah dan harmonis,” katanya.
Penulis: Ami Herman
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post