Kedua, sistem pendidikan menghasilkan pemuda yang berkepribadian Islam. Dimulai dari kurikulum yang berasaskan akidah Islam, sehingga tidak terjadi pemisahan antara pendidikan agama dan dunia. Karena agama akan menjadi pedoman hidup mereka.
Ketiga, sistem penerangan atau informasi akan membantu dalam penerapan nilai-nilai kehidupan yang sesuai syariat. Keberadaan media pada era digital menjadi upaya yang sangat efektif demi menjaga suasana keimanan masyarakat, termasuk para pemuda.
Konten-konten yang tidak bermanfaat, apalagi konten haram, maka akan dilarang. Dalam hal ini negara memiliki kontrol penuh terhadap segala yang boleh disiarkan dan yang tidak, semata untuk kemaslahatan seluruh warganya.
Sebagai contoh pembuktian sejarah panjang peradaban Islam telah melahirkan banyak generasi berkualitas yang banyak berkarya untuk meninggikan Islam. Di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib yang dijuluki Rasulullah sebagai ‘Pintunya Ilmu’, Shalahuddin al-Ayyubi pembebas Masjidilaqsa, Sultan Muhammad al-Fatih penakluk Konstantinopel pada usia 22 tahun, Imam Syafi’i yang mendapat julukan Nashih al-Hadits (pembela Sunah Nabi).
Dengan demikian, sungguh hal yang sulit menjadikan generasi saat ini memiliki karakter yang baik, jika kondisi yang ada memberi celah atas berbagai kemaksiatan yang ada.
Dari itu, tidakkah umat ini merindukan aturan-Nya yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan? Karena sungguh Allah yang menciptakan hamba, maka Allah juga yang lebih mengetahui mana aturan yang terbaik untuk hambanya. Wallahu a’lam.(***)
Penulis: Freelance Writer
Jangan lewatkan video populer:
Discussion about this post